Logo

Kepala DP3APKB Provinsi: Bullying Bersumber dari Sekolah

BENGKULU – Kepala DP3APKB Provinsi Bengkulu, Foritha Ramadhani Wati menjelaskan dua jenis bentuk Bullying kekerasan, yaitu kekerasan verbal dan kekerasan psikologis.

Kekerasan verbal bisa memaki, mengejek, menggosip. Sedangkan kekerasan psikologis, seperti mengintimidasi, mendiskriminasikan serta mengucilkan.

“Ada dua jenis bullying. Pertama, yaitu pihak yang merasa lebih berkuasa untuk melakukan tindak kekerasan baik secara fisik maupun psikologis terhadap korban, dan yang kedua adalah pelaku pengikut, yaitu pihak yang ikut melakukan bullying berdasarkan solidaritas atau rasa setia kawan,” kata Foritha, Kamis (31/01/19).

Bullying tersebut dibeberkan Foritha terbanyak bersumber dari sekolah. Maka dari itu, kata dia perlu ketegasan dari pihak sekolah untuk mengatasinya.

“Untuk itu, dari pihak sekolah-sekolah melalui organisasi anak, forum anak, dan pramuka kita rangkul semua, agar tidak terjadinya hal seperti itu,” katanya.

Lebih lanjut dijelaskannya, untuk mencegah dan menghambat munculnya tindak kekerasan dikalangan anak-anak hingga remaja, diperlukan peran dari semua pihak yang terkait dengan lingkungan kehidupan remaja.

“Mulai dari anak-anak memperoleh lingkungan yang tepat. Keluarga dapat menjadi tempat yang nyaman untuk anak dapat mengungkapkan pengalaman-pengalaman dan perasaan-perasaannya,” ujarnya.

Untuk itu, sambungnya lagi, peran orang tua sangat penting dalam mengevaluasi pola interaksi yang dimiliki. Selanjutnya, dorong anak untuk mengambangkan bakatnya dalam kegiatan-kegiatan di sekolah maupun di luar sekolah. akan tetapi peran orang tua tetap harus berkomunikasi dengan guru jika anak menunjukkan adanya masalah dari sekolah.

“Jika dibiarkan saja, maka anak akan merasakan terus merasakan minder, itu tidak boleh,” ujarnya.

Ia juga berharap dalam hal tersebut peranan guru sekolah dapat membantu dengan cara bersosialisasi melalui organisasi-organisasi yang ada di sekolah.

“karena peranan guru sekolah penting sekali itu,” tutupnya.