Logo

Selamatkan Perempuan dan Anak, Selamatkan Masa Depan Dunia

Selamatkan Perempuan dan Anak, Selamatkan Masa Depan Dunia

SELUMA – Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Bengkulu, mencatat 156 anak dan 103 perempuan di Bengkulu telah menjadi korban kekerasan. Data ini membuktikan bahwa kaum perempuan dan anak di Bengkulu masih dibayangi kasus kekerasan.

Berdasarkan hal ini, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Yohana Susana Yembise mengajak masyarakat untuk bersama menjaga perempuan dan anak.

“Kekerasan dapat terjadi dimana dan kapan saja dan oleh siapa saja. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk memutus mata rantai kekerasan pada perempuan dan anak, karena perempuan dan anak adalah dua pilar utama yang diperhitungkan dunia. Dengan menyelamatkan 1 orang perempuan ataupun anak sama saja kita telah menyelamatkan masa depan dunia”, ujar Menteri Yohana dalam Kampanye He for She di Bendungan Seluma, Kamis (22/3/2018).

Selain penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan dan anak, Indonesia juga di daulat untuk fokus pada penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), serta peningkatan partisipasi perempuan dalam politik dan pengambilan keputusan.

Yohana menerangkan, Indonesia kini menjadi sorotan mata dunia karena mampu menjadi role model dalam mengemban amanah komitmen PBB yang tertuang pada Kampanye He for She.

“Untuk itulah saya mengajak seluruh masyarakat Provinsi Bengkulu untuk mengambil peran dalam kampanye He for She, karena kampanye ini tidak hanya dapat memajukan kaum perempuan tapi juga dapat melindungi kaum perempuan dan anak untuk berada di atas batas garis aman,” ungkap Yohana.

Sejalan dengan kampanye ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu telah melakukan ragam upaya untuk mengentaskan kekerasan, salah satunya dengan membentuk Satuan Tugas Penanganan Perempuan dan Anak (Satgas PPA) yang beranggotan sebanyak 2.632 orang.

Selain itu serangkaian Peraturan Daerah, Peraturan Gubernur, Keputusan Gubernur dan juga Keputusan Bersama terkait perlindungan perempuan dan anak telah dilahirkan di Provinsi Bengkulu.

Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Provinsi Bengkulu ini mampu menekan angka kekerasan yang terjadi di Provinsi Bengkulu selama 3 tahun terakhir. Dari 513 kasus yang tercatat dalam SIMFONI Provinsi Bengkulu di tahun 2015 menurun drastis menjadi 265 kasus di tahun 2017.

Semangat perlindungan perempuan dan anak ini juga terus ditularkan oleh pemerintah daerah ke tengah masyarakat Bengkulu. Misi utamanya adalah untuk mengoptimalisasi peran masyarakat khususnya perlibatan kaum laki-laki dalam perlindungan, pencegahan serta pendampingan korban kekerasan baik perempuan maupun anak-anak.

“Provinsi Bengkulu menyambut baik Kampanye He for She, karena kampanye ini sudah kami inisiasi sejak 2 tahun yang lalu. Maka dari itu untuk meneruskan kampanye ini, saya meminta para OPD dan juga Perguruan Tinggi di Provinsi Bengkulu untuk terus mengeluarkan program-program yang responsif gender,” pungkas Plt Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah.