
Aisyah Rahmadani
Menjadi terbaik nasional di Sekolah Duta Maritim Indonesia (SDMI BATCH 4) jadi penutup libur semester yang membanggakan bagi Aisyah. Mahasiswi S1 Jurnalistik Universitas Bengkulu ini terpilih sebagai unggulan ketiga dari 40 peserta seluruh Indonesia. Ia menyingkirkan peserta dengan latar belakang pendidikan yang jauh lebih tinggi.
Keikutsertaan Aisyah di perhelatan milik Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (ASPEKSINDO) itu bukan tiba-tiba. Dara bernama lengkap Aisyah Rahmadani ini harus mengikuti sejumlah tahapan penting di tingkat lokal.
Proses seleksi diawali dengan serangkaian sosial project mengenai pendidikan di bidang kemaritiman. Salah satu fokus dari sosial project Aisyah adalah melakukan wawancara mendalam mengenai pendidikan perempuan di wilayah pesisir, Kota Bengkulu.
Dari wawancara tersebut, terungkap bahwa banyak perempuan atau ibu di daerah pesisir, cenderung hanya menunggu hasil laut dari suami mereka. Aisyah dan timnya kemudian berinisiatif untuk memberikan pemahaman dan simpati mengenai pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka, terutama bagi anak perempuan.
”Hasilnya, banyak dari ibu-ibu di pesisir itu ternyata belum memiliki usaha lain. Mereka cenderung hanya menunggu hasil dari suami mereka,” ucap Aisyah.
Projek ini yang akhirnya membawa Aisyah terpilih untuk mewakili Bumi Rafflesia ke kantor ASPEKINDO, Jakarta. Ia diberi kesempatan untuk memaparkan persoalan pesisir Bengkulu di hadapan sejumlah tokoh dan instansi yang berkaitan dengan kemaritiman.
“Alhamdulillah, saya sangat bersyukur atas pencapaian ini. Bisa menjadi bagian dari SDMI dan bertemu dengan teman-teman hebat dari seluruh Indonesia adalah pengalaman yang tak ternilai harganya,” ujar Putri Pertama dari dua bersaudara itu.
SDMI BATCH 4 adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman generasi muda terhadap potensi maritim Indonesia. Sekolah kemaritiman itu berlangsung selama delapan hari, 10-17 Agustus 2025. Sejumlah tokoh penting seperti Wamen Tenaga Kerja Immanuel Ebenezer, Staff Ahli Kapolri, bahkan anggota DPR RI Rokhmin Dahura turut menjadi pemateri.
Putri pasangan Ahmadi dan Hasni itu mengaku banyak pelajaran baru yang didapat. Terutama soal tenaga kerja muda, negara maritim. hukum laut dan kerentanan ibu kota, Jakarta yang mengalami penyusutan tanah setiap tahun.
Namun, pengetahuan yang paling menyentuh bagi Putri Kampus 2025 ini adalah soal kerawanan daerah pesisir dalam menghadapi potensi serangan dari luar, pemanfaatan sumber daya alam lokal dan hilirisasi produk dalam negeri.
”Yang paling berkesan itu tentang penguatan daerah, karena penjajah bisa datang lewat pesisir, khususnya Bengkulu. Lalu pengelolaan bahan mentah, jangan selalu diekspor tapi diolah sendiri di dalam negeri,” katanya.
Selain materi teoritis, Aisyah juga berkesempatan untuk mengunjungi sejumlah tempat di Indonesia, di antaranya beberapa monumen Jas Merah dan Museum Bahari. Di tempat itu, Aisyah belajar untuk tidak melupakan sejarah, lalu mengambil manfaat dari setiap prosesnya.
Aisyah juga menyampaikan harapannya agar dapat bersinergi dalam memajukan pendidikan, khususnya di wilayah pesisir. Capaian Aisyah ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa dan pemuda lainnya di Bengkulu untuk terus berprestasi dan memberikan kontribusi positif bagi pembangunan daerah dan negara.
”Saya berharap, melalui SDMI, kita bisa lebih fokus pada pengembangan pendidikan di wilayah pesisir. Banyak potensi yang bisa digali dan dikembangkan, dan pendidikan adalah kunci untuk mewujudkannya,” ucapnya.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!