Logo

Warga Penurunan Ancam Demo, Jika Keluhan Tower BTS Tak Digubris

Tower yang dikeluhkan oleh warga RT 17 dan RT 5 Kelurahaan Penurunan

KOTA BENGKULU, bengkulunews.co.id – Merasa tertipu, itu salah satu alasan warga RT 17 dan RT 5 Kelurahan Penurunan Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu tak lagi memberikan toleransi kepada PT. Tower Bersama Group, pemilik tower BTS (Base Transmission Station) yang berdiri di atas ruko di lingkunganya. Keresahan warga tak lagi terbendung hingga berubah menjadi kemarahan.

Bagaimana tidak, pasca pertama kali petir menyambar pemukiman warga 2015 silam, pihak perusahaan tidak pernah menggubris keluhan-keluhan yang disampaikan warga. Padahal pihak perusahan berjanji akan memberikan asuransi dan mengganti rugi apabila ada kerusakan saat ingin mendirikan tower 2014 lalu.

“Tidak ada lagi toleransi. Dulu janjinya mau ganti rugi, mau asuransikan bila terjadi kerusakan. Ternyata tidak ada. Sekarang warga sudah kesal dan geram. Kami cuma minta satu, bongkar tower itu, titik!” ungkap Syafrial, mantan Ketua RT 17 dengan nada kesal, Minggu (15/10/2017).

Dia menyebut warga sudah bosan dengan janji pihak perusahaan karena tak satupun janji dipenuhi sejak tower berdiri.

“Saat sambaran petir tahun 2015 dahulu, misalnya, sekira 9 rumah (termasuk beberapa ruko) di sekitar tower yang ikut tersambar petir, dan semua TV-nya rusak total,” ungkapnya.

Sebab itu, dia meminta pemerintah bertindak tegas dengan mencabut izin tower dan membongkarnya. Terlebih surat keluhan warga sudah dilayangkan kecamatan ke Wali Kota.

“Ya, kalau memang surat dari camat sudah dikirim ke Wali Kota sejak tanggal 3 Oktober 2017 kemarin, artinya, kalau satu bulan sejak surat itu dikirim tak juga digubris, kami akan demo,” kata Syafrial.

Hal senda diucapkan Fredi Samsita warga RT 17, pemilik warung manisan persis bersebrangan ruko tempat tower itu berdiri. Dia mengatakan warga meminta tower tersebut segera dibongkar.

“Saya sudah dari dulu kesal. Dulu (sekira tahun 2015), waktu disambar petir besar, saya sudah protes,” ujar Fredi.

Selain dia, lanjut Fredi, protes juga dilakukan oleh pemilik toko Dunia Game yang menyewa ruko persis di bawah tower tersebut. Pasalnya, peralatan elektroniknya paling banyak mengalami kerusakan.

“Kalau tidak salah 4 unit TV nya rusak,” pungkasnya.

Dia bersama warga juga sudah menyurati pihak perusahan menyampaikan protes dan menuntut ganti rugi. Namun, tidak pernah direspon bahkan digubris.

Belakangan diketahui alamat perusahaan di Jalan Mangga Perumnas Lingkar Timur diduga palsu alias fiktif.

“Kita bersama warga dan juga pihak sekolah SD Negeri 27 sudah bikin surat protes dan menuntut ganti rugi atau asuransi. Ternyata tidak ada respon, tak digubris,” beber Fredi saat ditemui di warung manisannya.

Lanjut Fredi, pemilik usaha Yellow Karaoke juga mengalami kerusakan, sekira 3 unit TV-nya rusak. Bahkan Ketua RT 17 saat itu, Syafrial, juga ikut merasakan dampak sambaran petir tersebut, TV-nya mati total.

Persoalan lain juga ada pada tinggi menara. Dimana pada perjanjian awal hanya 15 meter dari atas bangunan ruko. Namun oleh pihak perusahaan dibuat setinggi 25 meter.

Sementara PT. Tower Bersama Group belum dapat dikonfirmasi. Saat bengkulunew.co.id mencoba menghubungi melalui nomor telepon kantornya di Jakarta, tak ada yang mengangkat.

Baca juga : Sering Disambar Petir, Warga Penurunan Minta Tower BTS Dipindahkan