
BENGKULU TENGAH, bengkulunews.co.id – ”Aku mau jadi dokter,” ucapan yang terlontar dari mulut, Endah, salah satu cucu pasangan suami istri (pasutri), Suardi (55) dan Haniawati (48), warga Desa Pasar Pedati Kecamatan Pondok Kelapa, Kabupaten Bengkulu Tengah, yang hidup miskin.
Anak Baru Gede (ABG) itu, hidup bersama kakek dan neneknya, digubuk reot yang tak layak huni. Meskipun hidup serba kekurangan, dirinya tetap semangat untuk meraih cita-cita.
Tidak hanya itu, perempuan 12 tahun itu tetap menimba ilmu disalah satu SMP di Kabupaten Bengkulu Tengah. Hal tersebut ia lakukan, agar nasibnya tidak serupa dengan kakek dan neneknya dan orangtuanya.
Terbukti, di sekolah tempat dirinya menimba ilmu mendapat prestasi di kelas. Hal tersebut ditandai dengan Endah, meraih rangking 4 di kelasnya. Prestasi itu ia buktinya, jika dirinya mampu bersaing dengan pelajar lainnya.
Sebab, kata dia, perlengkapan dan peralatan sekolah yang ia miliki hanya seadanya. Tidak seperti teman-teman seusianya.
”Saya hanya punya buku tulis sedikit. Jadi, satu buku bisa jadi dicampur untuk empat hingga lima mata pelajaran,” kata Endah, usai menerima bantuan buku dan alat tulis dari Dinas Sosial Provinsi Bengkulu, Selasa (6/6/2017).
Tidak hanya kekurangan buku tulis, Endah berkisah, jika dirinya kerap berpuasa, lantaran tidak memiliki uang jajan.
Hal serupa juga dialami adiknya di kelas 4 Sekolah Dasar (SD), sehingga mereka harus menahan lapar. Sebab, uang jajan, yang diberikan hanya cukup untuk ongkos pergi dan pulang sekolah.
”Kadang malah tidak ada uang. Kadang cuma ongkos pulang pergi. Jumlahnya ada enam ribu dari nenek atau dari ibu,” sampai Endah, dengan nada sedih.
Baca juga : Kunjungi Gubuk Pasutri Miskin, Dinsos ”Iming-iming” Bantu Bahan Bangunan
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!