
Foto Ilustasi. Foto Dok Bn Online
BENGKULU TENGAH, bengkulunews.co.id – Ratusan areal persawahan di Desa Srikoncoro Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah, mengalami krisis air.
Pasalnya, di wilayah itu areal persawahan tidak bisa dialiri air untuk turun tanam. Sehingga mereka terpaksa menyedot air dengan menggunakan mesin dari aliran sungai di daerah itu.
Sayangnya, aliran sungai itu bercampur dengan air laut atau air dari kualo di kawasan desa setempat. Kondisi yang sudah terjadi beberapa tahun terakhir ini belum sama sekali mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat.
Kepala Desa Srikoncoro, Darmawan mengatakan, areal persawahan di wilayahnya tidak kurang dari 350 hektare (Ha).
Dimana setiap musim tanam, jelas dia, selalu mengalami krisis air untuk dialiri ke areal persawahan, yang menjadi mata pencaharian masyarakat setempat.
”Petani terpaksa meminjam mesin penyedot kepada petani lain untuk menyalurkan air ke persawahan tersebut,” kata Darmawan.
”Air sungai di sekitar persawahan itu asin karena sungai tersebut masih aliran sungai hitam yang bercampur dengan air laut,” sambung Darmawan.
Dirinya berharap, kondisi yang dialami petani di desanya mendapatkan perhatian dari pemerintah setempat. Sebab, kata dia, petani di wilayahnya saat ini hanya turun tanam satu kali dalam setahun.
Akibat kekurangan pasokan air, terang Darmawan, dari 350 ha areal persawahan, sudah banyak beralih fungsi menjadi perkebunan tandan buah segar (TBS).
”Petani membutuhkan mesin air. Biasanya satu tahun dua kali turun tanam. Sekarang petani hanya satu kali dalam setahun,” sampai Darmawan.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!