Bengkulu News #KitoNian

Kisah Ibu Tri, Penjual Es Dawet yang Mampu Kuliahkan Anaknya Hingga S2

Tri Eko Wiyati

BENGKULU – Tri Eko Wiyati yang merupakan Ibu dari dua anak ini, sehari-harinya sibuk dengan usaha es dawet di Jalan Sutoyo, Kelurahan Tanah Patah, Kecamatan Ratu Agung Bengkulu.

Usahanya ini sudah digeluti sejak tahun 1998 silam, saat itu dirinya baru menginjak Kota Bengkulu. Melihat bahwa belum ada penjual es dawet di Bengkulu, menimbulkan rasa ingin membuka usaha tersebut.

Sayangnya kala itu dirinya belum memiliki modal serta pengetahuan dan kemampuan yang kurang dalam membuat dawet, sehingga mimpinya itu hanya bisa dipendam saja.

Beruntung kala itu Ia bertemu dengan saudara dekat satu kampung halaman, setelah berbincang barulah dirinya mengungkapkan mimpi tersebut.

“Karena belum ada modal, jadi cuman dipendam aja tidak pernah cerita juga sama teman sesama Jawa. Kebetulan ketemu sama saudara satu daerah bandar negara, waktu itukan dia kepala sekolah tidak mungkin jualan. Jadi kita curhat kalau mau jualan dawet,” kata Tri pada Bengkulunews.co.id Kamis (22/12/22) siang.

Lewat curhatannya itu, Ia menemukan jalan keluar. Ia diperkenalkan dengan adik ipar dari saudaranya yang berasal dari kota khusus pembuatan dawet di Jawa.

Tidak perlu lama dalam mempelajari hal tersebut, hanya sekali praktek Ia sudah bisa membuat dawet sendiri.

Sembari terus belajar, Ia juga berjualan untuk pertamakalinya. Hanya dengan modal Rp5 juta Ia memulai usahanya tersebut, harga es dawet tersebut dijual senilai Rp3 ribu kala itu.

Walaupun dijual dengan harga murah, rasa dan kualitas es dawet miliknya tidak usah diragukan lagi. Selama membuka usaha tentunya banyak suka duka yang dialami, salah satunya banyak pesaing bertebaran di Bengkulu.

Hal tersebut tidak menjadikan dirinya lemah, namun membuat Ia tetap semangat dan mempertahankan kualitas usahanya. Siapa sangka es dawetnya ini banyak digemari oleh masyrakat, hingga bekerjasama dengan hotel maupun catering yang ada di Bengkulu.

Lewat usahanya ini Ia bisa memberikan pendidikan tinggi untuk kedua anaknya. Anak pertamanya saat ini sudah menjadi pengajar di salah satu Universitas Bengkulu dan sudah menyelesaikan S2 nya.

“Alhamdullilah anakku yang tua sudah selesai sampai S2, sekarang mengajar di unib dan satu lagi perempuan sedang kuliah S1 semester 6,” tuturnya.

Es dawetnya saat ini sudah dijual dengan harga Rp6 ribu dan untuk acara Rp700 ribu satu termos untuk 200 cup Aqua. Tri berharap kedepannya usahanya ini semakin banyak dikenal orang dan memiliki tempat yang layak.

“Kita tidak muluk-muluk ya, maunya usaha ini majulah pastinya,” demikian Tri.

Baca Juga
Tinggalkan komen