Logo

Waspada, Stunting Ancam Bengkulu

BENGKULU – Stunting atau masalah gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang masih menghantui Provinsi Bengkulu. Berdasarkan data pemantauan status gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, presentase jumlah stunting di sepuluh kabupaten/kota di Bengkulu dalam lima tahun terakhir terjadi peningkatan.

“Stunting boleh terjadi di bawah 20 persen dari total jumlah balita. Di Bengkulu, kita coba maping tahun lalu ternyata rata-rata 29,4 persen,” kata Kabid Kesmas Dinkes Bengkulu Nelly Alesa dalam pertemuan penggalangan organisasi masyarakat dan dunia usaha untuk mendukung kesehatan di Provinsi Bengkulu, Jumat (27/4/2018).

Dari presentase tersebut, angka tertinggi terdapat di Kabupaten Bengkulu Utara dengan jumlah 35,8 persen. Padahal dalam standar nasional angka toleransi stunting hanya 20 persen.

Nelly mengatakan, presentase diatas standar ini disebabkan oleh asupan gizi yang kurang pada saat mengandung sampai dengan bayi berusia dua tahun.

“Ibu hamil itu tahu tidak asupan gizinya? Karena kita tahu penyebab stunting itu asupan gizi yang kurang mulai dari periode hamil hingga seribu hari usia bayi,” jelas Nelly.

Untuk mengurangi angka Stunting, Dinas Kesehatan Bengkulu menekankan kepada masyarakat khususnya ibu hamil untuk memperhatikan pola makan, pola asuh dan sanitasi lingkungan.

Jika tidak diperhatikan, katanya, kondisi ini akan berdampak pada kurangnya kemampuan koginitif dan mengganggu kualitas tumbuh kembang anak.

“Tidak bisa diatasi oleh orang kesehatan saja, karena itu kami mengajak seluruh elemen masyarakat, ayo peduli terhadap seribu hari pertama kehidupan. Ketika di keluarga kita ada ibu hamil atau menyusui, ayo jaga supaya asupan gizinya seimbang, pola asuhnya benar,” lanjut Nelly.