
Ilustrasi: Istimewa

Ilustrasi: Istimewa
BENGKULU UTARA, bengkulunews.co.id – Modus penipuan dengan memperdayai korbannya lewat handphone kembali marak di Kabupaten Bengkulu Utara.
Korbannya kali ini, Nasrul mahasiswa tingkat akhir Universitas Ratu Samban (Unras) Argamakmur, Kabupaten Bengkulu Utara.
Akibat peristiwa ini korban mengalami kerugian Rp1,5 juta. Cara pelaku memperdayai korbannya, Rabu (29/3/2017) sekitar pukul 13.00.WIB, dengan terus menghubungi dan mengaku sebagai teman korban.
Dalam percakapannya, pelaku mengaku menemukan tas berisikan uang senilai Rp8,5 juta dan emas seberat 15 gram, dan membujuk korban untuk membagi dua isi yang ada di dalam tas tersebut.
Kata pelaku lagi, bahwa penemuan tas tersebut telah diketahui banyak warga. Untuk membagi dua hasil temuan tas tersebut, pelaku memberikan syarat agar korban membelikan pulsa seharga Rp 100 ribu untuk masing-masing warga.
“Awalnya saya tidak mau mengangkat panggilan telepon ini, tapi pelaku terus menghubungi saya dan akhirnya saya angkat juga telpon dari pelaku,” beber Nasrul, Kamis (30/3/2017).
Atas perintah pelaku, korban pergi ke konter HP untuk membeli pulsa. Saat membeli pulsa tersebut, korban tidak diperbolehkan untuk menutup percakapan telepon.
Saat korban tiba di konter, pelaku langsung memberikan beberapa nomor handphone yang harus korban isikan pulsanya.
“Dari enam nomor yang diberikan paling kecil diisikan pulsa seharga Rp100 ribu dan ada yang satu nomor diisikan pulsa sampai 5 hingga 10 kali,” tuturnya.
Untuk mengisi pulsa yang diperintahkan pelaku ini, korban mendatangi beberapa konter yang ada di Argamakmur, dan baru sadar ketika korban merasa uangnya telah habis.
“Saya ngomong ke pelaku kalau uang saya sudah habis untuk mengisi pulsa. Mendengar ini pelaku langsung menutup percakapan, setelah sadar saya merasa badan saya pegal-pegal semua,” tuturnya lagi.
Terpisah, salah satu pemilik konter tempat mengisi pulsa, Ali Husen, yang berlokasi di Jalan Prof Dr Hazairin, SH, RT 04, Kelurahan Gunung Alam, membenarkan peristiwa ini.
“Kami selaku pemilik usaha Konter hanya melayani konsumen, saya curiga saat korban meminta mengisi pulsa dengan nomor yang berbeda dengan nominal Rp 100 ribu secara berulang-ulang. Saya teringat dengan korban sebelumnya, sehingga saya menghentikan pengisian dengan alasan saldonya sudah habis,” ujar Ali.
Melihat kondisi ini, kata Ali, ia sempat menyuruh anaknya untuk menepuk pundak korban, bermaksud supaya korban sadar dari pengaruh hipnotis.
“Kamu itu ditipu sadarlah, kata anak saya sambil menepuk pundak korban. Tapi korban bersikeras bahwa dia tidak ditipu,” tambahnya.
Kasihan dengan korban, akhirnya ia tidak mau lagi memenuhi keinginan korban untuk mengisi pulsa lagi.
Hingga saat ini korban mengalami shok atas peristiwa yang dialaminya dan peristiwa ini tidak dilaporkan korban ke Polisi karena malu telah menjadi korban hipnotis.
linda
April 24, 2018