Sungai Serangai Meluap, 11 Rumah di Desa Rena Jaya Bengkulu Utara Terendam Banjir

Dwinka Kurniawan
Sungai Serangai Meluap, 11 Rumah di Desa Rena Jaya Bengkulu Utara Terendam Banjir

BENGKULU Hujan deras yang mengguyur wilayah Bengkulu Utara sejak Rabu (5/3) menyebabkan Sungai Serangai meluap, mengakibatkan banjir di Desa Rena Jaya, Kecamatan Giri Mulya. Sedikitnya 11 rumah di Dusun III terendam air, memaksa para penghuni untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Menurut Kapolsek Giri Mulya, Ipda Franciscus Lamalouk, banjir terjadi akibat tingginya curah hujan yang membuat debit air sungai meningkat dan akhirnya meluap ke permukiman warga.

“Sebanyak 11 keluarga terpaksa dievakuasi ke rumah warga lain yang berada di dataran lebih tinggi untuk menghindari risiko yang lebih besar,” ungkapnya.

Banjir mulai merendam permukiman sejak siang hari, membuat warga panik dan berusaha menyelamatkan barang-barang berharga mereka. Namun, derasnya arus air menyebabkan sebagian besar barang di rumah-rumah terdampak basah dan tertutup lumpur.

Setelah beberapa jam, air mulai surut sekitar pukul 18.00 WIB. Begitu kondisi memungkinkan, warga yang terdampak langsung bergerak membersihkan rumah mereka dengan bantuan aparat kepolisian, TNI, serta unsur Tripika Kecamatan. Proses pembersihan ini dilakukan untuk menghindari munculnya penyakit akibat genangan air dan lumpur yang tersisa.

Ipda Franciscus menambahkan bahwa wilayah Dusun III memang tergolong rawan banjir, terutama ketika hujan deras terjadi dalam waktu lama.

“Setiap kali curah hujan tinggi, daerah ini selalu berisiko banjir. Kami mengimbau warga agar tetap waspada, terutama mereka yang tinggal di sekitar bantaran sungai,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Bengkulu Utara, Erpiana, memastikan pihaknya akan segera menyalurkan bantuan logistik untuk para korban terdampak.

“Kami sudah mengidentifikasi kebutuhan mendesak warga, seperti makanan, air bersih, dan selimut. Bantuan akan segera kami distribusikan agar warga bisa bertahan dalam masa pemulihan pascabanjir,” kata Erpiana.

Meski tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, banjir kembali menjadi pengingat bagi warga dan pemerintah daerah tentang pentingnya mitigasi bencana.

Ke depan, diharapkan ada solusi jangka panjang untuk mengurangi risiko banjir di kawasan rawan seperti Dusun III, salah satunya dengan perbaikan sistem drainase dan penguatan tanggul sungai.

Warga setempat kini masih terus berupaya membersihkan rumah mereka dari lumpur dan sisa-sisa banjir. Pemerintah dan aparat juga terus memantau kondisi di lapangan untuk memastikan warga mendapatkan bantuan yang diperlukan.

Masyarakat diminta tetap siaga, mengingat potensi hujan deras masih bisa terjadi dalam beberapa hari ke depan.