Semangat Kebangkitan Bersama Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah. Foto, Dok MC Terbit : Juni 12, 2022 - Penulis : Alwin Feraro - Kategori : Opini Sejarah telah mencatat penetapan tanggal 20 Mei sebagai hari kebangkitan nasional dari hari lahirnya organisasi Boedi Oetomo atau Budi Utomo, yang merupakan titik awal munculnya semangat perjuangan bangsa Indonesia untuk menuju kemerdekaan. Hal ini karena Budi Utomo sebagai pioner dalam menyebarkan dan mengubah metode perjuangan masyarakat Indonesia dari sebelumnya melalui perlawanan secara fisik ke arah diplomasi. Selain itu, Budi Utomo juga telah mengubah perjuangan yang masih bersifat kedaerahan menjadi nasional. Dalam perkembangannya semangat organisasi Budi Utomo telah memicu munculnya organisasi-organisasi yang juga berjuang di bidang politik secara diplomatis. Peran besar dari organisasi Budi Utomo merupakan cikal bakal mengenai kebangkitan bangsa ini berdiri untuk memperjuangkan hak kemerdekaan yang akhirnya didapatkan dengan jalan yang panjang. Tetapi sebagai bagian dari sejarah, maka kebangkitan nasional ini menjadi bagian dari perjuangan yang akan terus dikenang dalam sejarah berdirinya bangsa Indonesia. Kini, setelah 114 tahun berlalu dan kemerdekaan Indonesia telah dicapai, ternyata banyak tantangan lainnya yang dihadapi. Tahun ini dengan mengusung tema “Ayo Bangkit Bersama” maka peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini merupakan sebuah momen bagi kita untuk merefleksikan berbagai tantangan yang terjadi selama dua tahun terakhir dalam menghadapi pandemi Covid-19. Dengan semangat besar untuk bangkit dari berbagai keterpurukan, maka kita harus terus optimis dalam usaha pemulihan ke depan. Bangkit Bersama Selama dua tahun terakhir kita merasakan dampak pandemi Covid-19 telah memukul telak berbagai sendi kehidupan yang dirasakan oleh semua bangsa. Semua harapan dan cita-cita telah bergeser dari target yang semula ditentukan. Mau tidak mau kita harus menghadapi semua ini dengan lapang dada sehingga kita harus menyusun ulang semua rencana yang sesuai dengan target dan waktu. Usaha pemerintah dalam menghadapi pandemi telah berhasil mengontrol penyebaran virus Covid-19. Meskipun pada awal pandemi PPKM (Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang menuai pro dan kontra. Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan vaksinasi sampai pada dosis ke tiga atau booster telah memperlihatkan hasil yang menggembirakan. Usaha dalam memerangi pandemi Covid-19 ini tentunya merupakan kerjasama bersama yang dilakukan seluruh stakeholder terkait, pemerintah pusat sampai ke tingkat desa yang telah mengambil peran dalam berbagai program yang dijalankan. Berkat usaha bersama juga, vaksinasi masal telah meningkatkan target capaian dalam mengurangi dampak penyebaran virus dan menekan angka penularan baru serta menimbulkan imunitas terhadap virus di masa depan. Dengan segala upaya yang telah dilakukan, Kini kita sudah merasakan bagaimana program besar dalam menghadapi pandemi Covid-19 menunjukan hasil positif dengan semakin menurunnya kasus baru. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang semakin mengarah pada pemulihan yang akan berdampak pada kembalinya aktivitas normal ke depan. Bahkan Presiden Jokowi telah melonggarkan kebijakan penggunaan masker untuk beraktivitas di luar ruangan. Tentunya hal ini menjadi sebuah sinyal baik dalam bertransformasi dari pandemi menuju endemi. Kebangkitan Adaptasi Kebangkitan saat ini tentunya berbeda maknanya dengan 114 tahun lalu ketika semangat kebangkitan nasional digaungkan untuk mencapai kemerdekaan. Saat ini tantangan persatuan dalam berbangsa telah teruji dengan pandemi Covid-19, berbagai permasalahan yang muncul telah mempengaruhi beragam aktivitas kehidupan sehari-hari. Dengan keterbatasan yang ada, maka kita dituntut untuk beradaptasi terhadap perubahan yang dipaksa untuk tujuan kebaikan dalam mencegah penyebaran virus Covid-19. Adaptasi kenormalan baru telah menyebabkan perubahan dalam berbagai aktivitas keseharian kita mulai dari bekerja, belajar, bersosialisasi, beribadah dan kegiatan lainnya yang disesuaikan dengan aturan yang ada. Meskipun pada awalnya hal ini banyakmenghadapi tantangan mengingat hal tersebut tidak biasa dilakukan dan tidak lengkap. Seiring waktu kenormalan baru ini justru mendapatkan apresiasi mengingat banyak keunggulannnya dibandingkan cara konvensional. Setelah lebih dari dua tahun pelaksanaan kenormalan baru ini, maka kita telah beradaptasi dengan berbagai cara baru yang selama ini belum terasa familiar, meskipun masih banyak kendala dan kekurangan yang terjadi. Sebuah proses adaptasi yang awalnya bersifat memaksa telah menjadikan kita lebih kreatif dalam memanfaatkan potensi yang ada dengan cara yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Dengan kenormalan baru ini juga telah terjadi kebangkitan dalam penggunaan teknologi informasi yang lebih cepat akibat dampak berbagai pelaksanaan kegiatan melalui metode daring. Bekerja, belajar, bersosialisasi dan bertransaksi banyak yang dilaksanakan dengan teknologi informasi. Tentunya kebangkitan dalam penggunaan teknologi informasi ini juga menjadi pekerjaan rumah mengenai bagaimana mempersiapkan sumberdaya manusia yang tidak hanya menjadi pengguna tetapi berperan aktif dalam mengembangkan berbagai potensi lainnya yang terkait dengan penggunaan teknologi informasi, sehingga kita dapat mengambil peran strategis di bangsa sendiri. Kebangkitan Masa Kini Kebangkitan bangsa saat ini muncul dari tantangan yang jauh lebih kompleks. Kita telah memasuki kompetisi ketat antarbangsa di era globalisasi yang menuntut berbagai kesiapan, terutama penguasaan teknologi. Apalagi dunia sedang memasuki revolusi industri 4.0. Era ini ditandai dengan berkembangnya kecerdasan buatan, penerapan teknologi nano di berbagai bidang, dan rekayasa genetis. Selain itu kesiapan dalam sumberdaya manusia yang berkualitas dan mempu bersaing di era globalisasi harus terus dikejar mengingat begitu banyak ketertinggalan yang terjadi. Namun dengan jumlah sumberdaya manusia produktif yang begitu besar, maka ini merupakan kekuatan baru yang harus dikelola sebaik mungkin sebagai pemain dan penguasa di segala bidang. Potensi sumberdaya manusia produktif yang besar ini harus dipersiapakan dengan baik sebagai pionir dan pelaku yang akan berkontribusi dalam membangun bangsa. Bukan hanya menjadi target pasar besar yang memiliki nilai ekonomi raksasa, tetapi lebih dominasi sebagai produsen dan inovator yang memiliki peran penting dalam membangkitkan bangsa Indonesia menuju era persaingan yang semakin kompetitif. Sekali lagi kita akan terus bangkit dalam menghadapi setiap tantangan dan perubahan yang terjadi di dunia. Dengan aktif mengambil peran, maka ke depan akan semakin banyak kontribusi yang akan diberikan dalam membangun bangsa ini baik langsung atau pun tidak langsung. Karena itu kita tidak boleh banyak mengeluh dan pesimis melihat segala tantangan. Kita juga harus terus bersemangat untuk kemajuan dan kebangkitan bersama. Dengan semangat persatuan yang diperingati pada Hari Kebangkitan Nasional, semoga citacita luhur bangsa akan tercapai dengan cara terus memelihara, menumbuhkan dan menguatkan semangat gotong-rotong kita sebagai landasan dasar dalam melaksanakan pembangunan, untuk tujuan mulia membangun Indonesia.(R2) Penulis adalah Gubernur Bengkulu periode 2018–2021 dan 2021–2024. Nama * Email * Komentar * Kirim Komentar Δ Revolusi Digital: Mengapa Film Internet Menjadi Pilihan Utama pada Generasi Z Menggali Peran Komunikasi Massa dalam Era Informasi Digital Media Massa: Beradaptasi dan Berjaya di Era Digital Citizen Journalism Menjadi Ancaman bagi Wartawan di Era Media Digital? Orang Lembak Pimpin Bengkulu, Pantaskah? Ketua KPU Ajari Parpol Mengakali Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 12/PUU-XXII/2024 Revolusi Digital: Mengapa Film Internet Menjadi Pilihan Utama pada Generasi Z Menggali Peran Komunikasi Massa dalam Era Informasi Digital Media Massa: Beradaptasi dan Berjaya di Era Digital Citizen Journalism Menjadi Ancaman bagi Wartawan di Era Media Digital? Orang Lembak Pimpin Bengkulu, Pantaskah? Ketua KPU Ajari Parpol Mengakali Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 12/PUU-XXII/2024