Bekal Etika untuk Diterima di Masyarakat

Bekal Etika untuk Diterima di Masyarakat

Dyah Arum Sari, S.H., S.S., M.Pd.,

JAKARTA – Di era modern ini, kesuksesan tidak hanya diukur dari kemampuan intelektual atau keterampilan teknis, tetapi juga dari bagaimana seseorang berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain. Etika dan sopan santun (manner) memegang peranan penting dalam membangun hubungan yang baik dan menciptakan kesan positif.

Dyah Arum Sari, seorang ahli di Aspeksindo, menekankan pentingnya membekali diri dengan etika yang baik. “Niat baik saja tidak cukup. Etika adalah kunci bagaimana orang akan menerima kita,” ujarnya.

Menurutnya, etika adalah kebiasaan atau karakter yang mencerminkan kepribadian seseorang. Jika seseorang memiliki etika yang buruk, akan sulit bagi orang lain untuk menerima dan mempercayainya.

Salah satu aspek penting dari etika adalah kedermawanan. Kedermawanan tidak hanya berarti memberikan materi, tetapi juga meliputi memberikan waktu, perhatian, dan dukungan kepada orang lain. Orang yang dermawan akan lebih dihargai dan dihormati oleh lingkungannya.

Dyah Arum Sari menambahkan, “Kedermawanan adalah investasi jangka panjang. Dengan membantu orang lain, kita tidak hanya membuat hidup mereka lebih baik, tetapi juga membuka pintu bagi peluang dan hubungan yang bermanfaat bagi diri kita sendiri.”

Oleh karena itu, mari kita jadikan kedermawanan sebagai bagian dari etika kita sehari-hari. Dengan begitu, kita tidak hanya akan menjadi pribadi yang lebih baik, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi masyarakat.

Oleh: Dyah Arum Sari, S.H., S.S., M.Pd., C.ST MI (Staff Ahli Aspeksindo)

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!