
Ilustrasi. By AI
Masifnya pekembangan digital, membuat pengaruh besar di hampir semua bidang termasuk cepatnya arus informasi yang dapat diperoleh indivdu kapanpaun an dimanapun. Senada hasil penelitian Pambudi Rio dalam jurnalnya (2018:791) menyampaikan Revolusi Industri 4.0 membawa kemajuan teknologi yang signifikan, memudahkan konektivotas manusia serta penyebaran informasi. Hadirnya era ini berpotensi besar karena mampu memenuhi kebutuhan individu, proses rekayasa, pengambilan keputusan bahkan model bisnis dan cara baru muncu dan lebih inovatif (Kagermann dkk, 2013). Bahkan menurut Takanishi saat ini kita sudah memasuki era 5.0 yang menandakan transformasi bidang social, ekonomi dan budaya. Era ini mengintegrasikan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan dan robotika untuk mencapau keseimbangan kemajuan ekonomi dan sosial.
Saat ini kita tahu bersama perusahaan media mulai beralih dan memanfaatkan hadirnya teknologi dengan membangun berbagai platform digital. Harian Bengkulu Ekspress di Bawah naungan RB Media Group anak perusahaan Jawa Pos Group bertranformasi agar tetap eksis. Bengkulu Ekspress berinovasi dengan membuat koran digital dengan alamat harianbengkuluekspress.bacakoran.co. Agar mendapatkan dan bisa menikmati informasi yang dihadirkan Bengkulu Ekspress, kita cukup membuka situs laman tersebut di gawai. Hari ini yang semuanya serba efektif dan efisien,koran dianggap kurang relevan, sehingga cara inilah yang dilakukan manajemen Bengkulu Ekspress.
Adanya digitalisasi di Bengkulu Ekspress tidak sekadar memindahkan berita cetak ke platform daring saja. Transformasi ini menuntut perubahan budaya kerja menyeluruh di dapur redaksi. Wartawan diharuskan mendapatkan berita lebih cepat, fleksibel, dan tepat untuk memenuhi kebutuhan pembacaa. Para wartawan diminta memiliki kemampuan penulisan untuk media online, pemanfaatan media sosial, hingga kemampuan visualisasi berita yang mendukung konten. Hal itu tidaklah mudah, keterbatasan sumber daya manusia dan infrastruktur teknologi masih menjadi hambatan. Sebagian jurnalis masih berproses untuk menyesuaikan diri dan beradaptasi, pelatihan dan dukungan teknologi juga masih perlu ditingkatkan.
Teori Ekologi Media yang dicetuskan oleh Marshall McLuhan mengemukakan bahwa setiap bentuk media tidak hanya menjadi sarana penyampaian informasi, tetapi juga berperan dalam membentuk cara berpikir, pola interaksi sosial, dan struktur budaya masyarakat secara menyeluruh (Jenkins, H. 2006). Pernyataan McLuhan, “the medium is the message”, mengindikasikan bahwa medium itu sendiri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap makna pesan yang disampaikan, serta terhadap lingkungan komunikasi secara keseluruhan. Oleh karena itu, perubahan media dari bentuk cetak ke digital harus dipahami sebagai transformasi ekologis yang kompleks, bukan sekadar evolusi teknologis. McLuhan menjelaskan perubahan dari koran konvensional ke digital merupakan sebuah transformasi lingkungan simbolik. Media membentuk cara manusia melihat dan memahami dunia. Ketika format berubah, persepsi dan pola komunikasi sosial pun ikut berubah. Digitalisasi memperluas jangkauan dan mempercepat aliran informasi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Manajer personalia Harian Bengkulu Ekspress Zalmi Herawati adanya transformasi digital Harian Bengkulu Ekspress ke koran Digital merupakan bentuk adaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi dan pola konsumsi media yang berubah. Meskipun demikian, implementasi sistem berlangganan digital belum bisa diterapkan, mengingat karakteristik masyarakat Bengkulu yang dinilai belum sepenuhnya aktif mengkonsumsi media digital seperti halnya di kota-kota besar. Manajemen Bengkulu Ekspress tidak serta merta menghentikan produksi eisi cetak, mereka mengurangi kuantitas, untuk menghemat tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan. Redaksi Bengkulu Ekspress juga mengembangkan kanal berita daring, untuk mengahdirkan berita-berita tertentu yang dianggap memiliki daya tarik tinggi atau sedang menjadi isu hangat di tengah masyarakat yang layak dipublikasikan.
Meskipun tuntutan kecepatan berita yang disajikan di kanal digital, Bengkulu Ekspress tetap menjaga etika jurnalsme. Peyajian berita secara cepat, harus melewati dapur redaksi sehingga akurasi, verifikasi, dan tanggung jawab social menjadi hal Utama. Transformasi digital Bengkulu Ekspress mencerminkan tantangan yang dihadapi media lokal dalam mempertahankan relevansi di tengah arus perubahan informasi. Pengalaman ini menunjukkan bahwa digitalisasi bukan sekadar persoalan teknologi, melainkan juga harus tetap menjaga etika dan rambu-rambu yang harus dipegang tegang Lembaga Pers sesuai dengan aturan dan Undang-Undang yang berlaku.
Hal yang Utama dan perlu diingat bahwa media online di Indonesia harus mematuhi beberapa aturan pokok, jangan sampai hanya mau cepat namun menabrak aturan yang sudah berlaku, diantaranya:
- UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers- Menjamin kebebasan pers sekaligus mewajibkan akurasi, keberimbangan, dan hak jawab.
- Kode Etik Jurnalistik (KEJ) Dewan Pers- Mengatur etika peliputan, keakuratan informasi, privasi, dan larangan diskriminasi.
- UU No. 11 Tahun 2008 jo. UU No. 19 Tahun 2016 tentang ITE- Melarang penyebaran berita bohong, fitnah, ujaran kebencian, dan konten yang merugikan pihak lain secara daring.
- KUHP- Mengatur larangan pencemaran nama baik, fitnah, dan penyebaran konten melanggar hukum.
- UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak- Melarang menampilkan identitas anak dalam kasus hukum.
- Pedoman Pemberitaan Media Siber (Dewan Pers) – Mengatur verifikasi berita online, penanganan hak jawab, dan pencabutan berita yang salah.
Oleh: Siti Nisaussangadah,M.I.Kom.
(Dosen Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Bangka Belitung)
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!