Logo

IMM Bengkulu Tuntut Jokowi Mundur

BENGKULU – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bengkulu, berunjuk rasa di depan gedung DPRD Provinsi Bengkulu, Senin (17/9/2018), sekira pukul 14.30 Wib. Mahasiswa menuntut Presiden Jokowi mundur dari jabatannya, lantaran dinilai gagal dalam memimpin.

“Ini sudah memasuki tahun ke-5 pemerintahan Jokowi-JK, tapi entah mengapa media televisi saat ini tidak ada yang menyuarakan suara mahasiswa, mulai Riau, Palembang, Makassar, bahkan Kalimantan sudah turun ke jalan menyampaikan kepada masyarakat bahwa ada yang salah di negeri ini,” ujar korlap aksi, Auzan Dacosta.

Dalam orasinya, Auzan juga meneriakkan bahwa mahasiswa akan terus melakukan aksi tersebut, di seluruh Indonesia sampai solusi terbaik negeri ini terwujud, yaitu mundurnya Jokowi sebagai presiden Indonesia.

“Kami menolak lupa bahwa kinerja beliau sudah tidak dapat ditoleransi lagi, dan kami sebagai mahasiswa harus di depan suara kami untuk menyuarakan suara rakyat, pro terhadap rakyat dan tidak ada interpensi kemanapun,” bebernya.

Disela-sela orasinya, Auzan juga menyebutkan, bahwa menjadi mahasiswa yang jauh dari orang tua bukanlah perkara yang mudah, jika semua bahan pokok naik, disebutkan Auzan bahwa efeknya ialah orang tua mereka, proses belajar mengajar mereka juga terhambat.

“BBM naik, listrik naik, kami ini anak kosan, masalah kami mahasiswa ini sungguh berat, belum ditekan dosen, belum ditekan sama lain-lainnya, kalau seluruhnya naik berarti harus ada yang diturunkan, siapa yang diturunkan? Jokowi,” teriak Auzan diiringi masa aksi lainnya.

Tidak hanya itu, mahasiswa IMM lainnya juga berteriak memanggil anggota dewan untuk keluar dan ikut mendengarkan orasi mereka, sembari menantang anggota dewan yang tidak keluar, sebagai sosok yang pengecut.

“Mana yang namanya Edison Simbolon, mana Ihsan Fajri, mana Soeharto yang katanya paling vokal di DPRD, kemana kalian? apa tidur atau sedang nonton “bokep” di ruang kerja kalian,” teriak mahasiswa.

Situasi orasi sempat memanas, saat mahasiswa meminta masuk ke halaman dalam DPRD Provinsi. Sayangnya, permintaan mahasiswa tersebut ditolak oleh anggota dewan, tak pelak sempat terjadi saling dorong antara mahasiswa dan aparat kepolisian.

Sementara itu, Sujono, anggota DPRD yang hadir dalam orasi tersebut menjelaskan, aspirasi penurunan presiden memiliki mekanisme, namun diakui Sudjono hal yang dilakukan mahasiswa masih dalam hal wajar. Sebab, itulah tugas mahasiswa, mahasiswa wajib berbicara jika ada suatu permasalahan di masyarakat.

“Kalau aspirasi untuk turunkan presiden, itukan sebenarnya ada mekanisme pergantiannya, jadi di 2019 itu waktunya, namanya mahasiswa ya kita dengar aspirasinya, itu harus, jika ada sesuatu yang dirasakan oleh masyarakat, mereka berbicara, itulah ciri khas mahasiswa, intinya apapun itu, kami akan terima situasi itu,” kata Sujono.

Berikut tuntutan pernyataan sikap IMM Provinsi Bengkulu :
1. Save rupiah dan secepatnya stabilkan perkenomian bangsa.
2. Tolak impor sebagai alternatif solusi dari pemerintah dan mengutamakan produk lokal.
3. Tegakkan supremasi hukum seadil-adilnya.
4. Tolak kinerja asing di Indonesia dengan menghapus Perpres nomor 20 tahun 2018
5. Turunkan harga BBM
6. Meminta dan menegaskan pihak TNI dan POLRI untuk netralisir dalam menyikapi politik.
7. Meminta dan mendesak MPR-RI/DPR-RI untuk melakukan sidang istimewa mencabut mandat Joko Widodo sebagai presiden.
8. Meminta dan mendesak TNI
untuk segera mengambil alih negara.