Bengkulu News

Dempo Xler: Pejuang dari Desa Kecil di Pinggiran Bukit

BENGKULU - Gembar gembor Pilkada berseliweran mengisi ruang media di Bengkulu. Sejumlah wajah politis bersiap dengan jargon dan trik umum. Platform media sosial tak luput dari aktivitas mencari simpati. Sejumlah nama beken yang dikenal lewat kekuasaannya, bergerak lebih dulu. Massa dihimpun, pengerahan bantuan sosial dan deklarasi primordial masif dilakukan. Dua nama mentereng yakni Helmi Hasan dan Rohidin Mersyah jelas menjadi yang pertama. Helmi Hasan merupakan mantan Walikota Bengkulu dua periode. Mengusung sosok yang agamis, pria berjanggut asal Provinsi Lampung itu berusaha memikat penggemar lewat bangunan karakter yang dekat dengan rakyat. Tentu saja apa yang dilakukannya tersebut adalah hal yang biasa. Jelas, karena pilkada. Helmi pernah dikalahkan Rohidin saat Pilkada Gubernur Bengkulu di tahun pandemi, 2020 lalu. Rohidin menghempaskan Helmi dengan suara sebanyak 418,080 atau 41,20 persen mengalahkan Helmi dan Agusrin M Najamudin. Pantang menyerah, keduanya diprediksi bakal kembali berlaga. Pertarungan dua "Goliath" itu sepertinya tidak akan berjalan mulus di Pilkada 2024. Sosok "David" muncul dari belantara politik Bumi Rafflesia. Namanya Dempo Xler. Didukung oleh generasi muda, nama itu tidak bisa dianggap enteng. Muncul dari Desa Kecil di Pinggiran Bukit Dempo Xler lahir di Desa Gajah Mati Kecamatan Semidang Lagan Kabupaten Bengkulu Tengah pada 1 April 1986 silam. Ia terlahir dari keluarga petani sederhana di pinggir bukit barisan. Desa itu dulunya merupakan bagian dari Kabupaten Bengkulu Utara. Letaknya yang jauh dari pusat kabupaten membuat desa ini jauh dari hiruk pikuk modernitas. Barulah pada tahun 2008, desa ini menjadi salah satu bagian dari pemekaran Kabupaten Bengkulu Tengah. Latar belakang ekonomi dan desa inilah membuat Dempo akhirnya mengerti arti perjuangan rakyat. Namanya mulai mencuat sejak menjabat Presiden Mahasiswa (Presma) UNIB pada tahun 2007. Sebagai pimpinan mahasiswa ia terlibat dalam sejumlah gerakan demonstrasi di Bengkulu. Ia cukup aktif menyuarakan hak-hak masyarakat yang saat itu tidak dipenuhi oleh pemerintah. Tentu tidak mudah bagi seorang Dempo. Menentang penguasa adalah beban berat yang diemban seorang mahasiswa. "Namun, demokrasi harus tetap terjaga," ujar Dempo saat memberi motivasi pada mahasiswa belum lama ini. Saat menjadi mahasiswa, juga Dempo dikader oleh salah satu OKP terbesar di Indonesia, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Dempo tercatat bergabung dengan organisasi itu sejak tahun 2005. Organisasi ini berhasil menelurkan tokoh-tokoh hebat di level nasional. Di sini Dempo ditempa menjadi pemimpin. Kebiasaan berdiskusi dan melakukan kajian membuatnya matang dalam mengamati persoalan negeri. Bekal ini akhirnya membawa Dempo terjun ke dunia politik. Aktivis Mahasiswa ke Pejuang Rakyat Pintu pertama aktivitas politik Dempo Xler dimulai saat dirinya bergabung dengan Partai Amanat Nasional. Langkah ini diawali oleh tugasnya sebagai Ketua zaqKomisi Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bengkulu tahun 2013. Kegigihannya berjuang lalu mendapat tempat sebagai Ketua Barisan Muda (BM) PAN Provinsi Bengkulu pada tahun 2016. Pada tahun yang sama dia juga menjadi pendiri Yayasan Wahana Muda Indonesia (WMI) di Jakarta. Konsistensi sebagai pejuang ditunjukkan Dempo pada Pemilihan Legislatif (Pileg) tahun 2019. Ia dipercaya masyarakat untuk duduk sebagai wakil rakyat Provinsi Bengkulu dari dapil kota. Tak tanggung-tanggung, ia dipercayai sebagai Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu pada tahun 2021. Bidang yang diperjuangkan Dempo bukanlah urusan kecil. Hal-hal mendasar seperti urusan kesehatan, pendidikan, sosial dan ketenagakerjaan menjadi amanah yang harus ia tuntaskan. Dempo berhasil memperjuangkan program BPJS gratis melalui anggaran pajak rokok serta mewujudkan Balai Pelatihan Kerja (BLK) menjadi Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) berskala nasional. Dinilai berhasil memegang Ketua Komisi IV, Dempo Xler kembali dipercaya sebagai Ketua Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu pada awal tahun 2022. Urusan hukum, birokrasi, pemerintahan desa, kesejahteraan masyarakat dipikulnya hingga saat ini. Sebagai Ketua Komisi I, Dempo Xler juga aktif berkeliling di 600 lebih desa dan kelurahan di Provinsi Bengkulu. Dempo hadir untuk menyelesaikan persoalan yang ada di tengah-tengah masyarakat. Aktivitas ini dilakoni Dempo tanpa mengabaikan tanggung jawabnya sebagai pion pencerdasan publik. Ia menjadi anggota DPRD Provinsi Bengkulu satu-satunya yang sering diundang ke Universitas untuk mengisi dialog dari berbagai isu daerah maupun nasional. Sosoknya yang terbuka membuatnya selalu dipercaya untuk memotori masa depan Bengkulu. Pemuda berdarah serawai ini juga telah didaulat sebagai Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perkumpulan Pengajian Ilmu Tasawuf Thoriqoh Naqsyabandiyah Indonesia (PPITTNI), dalam sidang Muktamar ke II di Jakabaring Sport City Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Kedekatannya dengan semua kalangan, Dempo juga diamanahkan sebagai Ketua Jaringan Santri Indonesia (JSI) Provinsi Bengkulu, sejak tahun 2023 hingga saat ini. Sekarang, Dempo Xler telah meluruskan niat maju dalam Pilkada Gubernur Bengkulu 2024 melalui jalur independen.