
Era digital memfasilitasi akses dan penyebaran informasi secara cepat dan efisien melalui teknologi digital. Masyarakat kini bergantung pada informasi untuk memenuhi berbagai kebutuhan, baik dalam konteks pekerjaan maupun kehidupan sehari-hari. Kemajuan teknologi digital telah memungkinkan perolehan informasi yang cepat dan mudah melalui internet. Sejalan dengan perkembangan teknologi digital, kebutuhan masyarakat akan informasi juga semakin meningkat, terbantu oleh kemudahan dalam pencarian informasi. Dalam era informasi yang begitu melimpah dan dipengaruhi oleh media yang kuat, penting untuk mempertimbangkan kemampuan konsumen sebagai pengguna cerdas sebagai langkah untuk mengoptimalkan pemanfaatan media yang sehat. Seiring dengan kemajuan teknologi, media penyampaian informasi telah berubah menjadi bentuk digital yang lebih efisien. Tantangannya terletak pada fakta bahwa informasi digital memudahkan penyebaran berbagai bentuk hoaks, seperti tulisan, gambar, video, dan audio.
Pesatnya perkembangan diikuti oleh kemudahan yang sudah tersedia, membuat aplikasi instan atau WhatsApp ini tidak hanya digemari oleh kaum remaja namun, banyak pula pengguna dari kalangan orang tua. Orang tua juga ikut terhubung dengan penggunaan grup chat WhatsApp. Dalam interaksi yang terjadi pada orang tua di grup WhatsApp adalah mereka oknum yang sering kali menyebarkan informasi di dalam suatu grup perkumpulan. Dalam penyebaran informasi tersebut, orang tua kurang mampu menyikapi dengan baik, berita ataupun informasi yang mereka terima melalui pesan WhatsApp, misalnya para orang tua tidak selektif dalam memilih informasi dan tidak mempedulikan apakah informasi atau berita tersebut benar atau tidak.
Penyebaran berita palsu oleh kalangan orang tua di media sosial kini menjadi masalah yang cukup mengkhawatirkan dan membawa dampak negatif dalam kehidupan masyarakat. Melalui grup percakapan seperti WhatsApp, para orang tua sering kali menerima dan meneruskan informasi yang memicu keresahan. Informasi-informasi tersebut biasanya berkaitan dengan isu-isu penting seperti bencana alam, kesehatan, agama, hingga fenomena viral yang sedang ramai dibicarakan.
Berbeda dengan generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi digital, banyak orang tua belum terbiasa dengan cara kerja media sosial serta tidak memahami pentingnya memverifikasi informasi sebelum membagikannya. Bagi mereka, penggunaan media sosial sebatas untuk kebutuhan komunikasi dasar seperti bertukar pesan atau melakukan panggilan.
Masalah semakin kompleks ketika sumber informasi berasal dari orang-orang terdekat dalam grup seperti keluarga atau sahabat. Karena adanya rasa percaya, mereka jarang mempertanyakan kebenaran pesan yang diterima, lalu langsung menyebarkannya kembali. Hal ini membuat hoaks cepat tersebar luas dan dapat menimbulkan kesalahpahaman, bahkan keresahan, di tengah masyarakat.
Hal ini bisa terjadi dapat dipicu oleh beberapa faktor penyebabnya yang pertama, krangnya literasi digital, serta tidak semua orang tua memiliki kemampuan membedakan berita kredibel dan palsu, seperti judul yang sensasional, gambar yang manipulatif, serta pengiringan opini terhadap suatu hal yang tidak benar, keaktifan dan kepedulian orang tua terhadap isu sosial, politik dan kesehatan sangatlah tinggi, mereka aktif membagikan informasi yang menurut mereka penting, berharap untuk bisa melindungi keluarga dan kelompoknya. Namun tidak semua informasi yang mereka sampaikan adalah informasi yang benar, justru mereka menjadi korban sekaligus pelaku penyebaran hoaks di media sosial.
Orang tua harusnya mmendapatkan pendekatan edukatif yang lebih baik, alih-alih menyalahkan, kita perlu untuk membimbing orangtua dalam mengenali sumber berita yang terpercaya, memverifikasi informasi terlebih dahulu sebelum menelan mentah-mentah berita yang sedang beredar, dan memahai cara kerja media sosial yang marak akan berita palsu yabg beredar. Media sosial bisa menjadi ruang positif bagi orang tua, tetapi dengan tetap dibekali degan pengetahuan dan pengawasan dan kesadaran yang cukup untuk orang tua, sebab jika tidak, media sosial akan menjadi ladang informasi bodong dan menjadi kejahatan yang larut dan merantai dikalangan orang tua.
Oleh : Sukma Nazifah
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!