Bengkulu News

Aktivis Perempuan Kutuk Keras Oknum Honorer Pedofil di Bengkulu Utara

BENGKULU – Direktur Yayasan Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan untuk Perempuan dan Anak, Susi Handayani mengutuk aksi pencabulan terhadap belasan anak oleh oknum guru honorer pedofil di Kabupaten Bengkulu Utara.

“Kita mengutuk keras apa yang dilakukan oknum guru pedofil ini. Semoga bisa dijatuhi hukuman seberat-beratnya,” kata Susi, Senin (17/04/2023).

Kasus ini terungkap setelah polisi menemukan buku catatan dari korban bunuh diri. Dalam buku itu korban menyebut banyak anak-anak menjadi sasaran cabul oleh pelaku sejak tahun 2019.

Susi meminta polisi mengungkap alasan korban bunuh diri tidak melapor setelah tahu adanya kasus tersebut. “Apakah bapak yang bunuh diri itu sebenarnya sudah tahu kejadian itu tapi tidak berani melapor atau sebenarnya dia bukan bunuh diri tapi dibunuh,” ungkap Susi.

Ia berharap semua pihak dapat menangani kasus ini secara komprehensif karena melibatkan banyak korban. Ia khawatir akan ada intervensi yang dapat menghambat kelancaran pengungkapan kasus tersebut.

“Semoga anak-anak bisa mendapatkan pemulihan yang komprehensif,” ujar Susi.

Sebelumnya, seorang guru honorer di Bengkulu Utara, KM (32), ditangkap karena diduga mencabuli dan melakukan sodomi kepada 19 siswa SD. Aksi bejatnya itu dilakukan dalam kurun 2019 hingga Februari 2023.

Dalam melancarkan aksinya, DM menjanjikan para korban akan diberi nilai bagus. Dia kemudian melancarkan aksi bejatnya di ruang kelas, toilet, ruang UKS, hingga ke toilet masjid.

BENGKULU – Direktur Yayasan Pusat Pendidikan dan Pemberdayaan untuk Perempuan dan Anak, Susi Handayani mengutuk aksi pencabulan terhadap belasan anak oleh oknum guru honorer pedofil di Kabupaten Bengkulu Utara.

“Kita mengutuk keras apa yang dilakukan oknum guru pedofil ini. Semoga bisa dijatuhi hukuman seberat-beratnya,” kata Susi, Senin (17/04/2023).

Kasus ini terungkap setelah polisi menemukan buku catatan dari korban bunuh diri. Dalam buku itu korban menyebut banyak anak-anak menjadi sasaran cabul oleh pelaku sejak tahun 2019.

Susi meminta polisi mengungkap alasan korban bunuh diri tidak melapor setelah tahu adanya kasus tersebut. “Apakah bapak yang bunuh diri itu sebenarnya sudah tahu kejadian itu tapi tidak berani melapor atau sebenarnya dia bukan bunuh diri tapi dibunuh,” ungkap Susi.

Ia berharap semua pihak dapat menangani kasus ini secara komprehensif karena melibatkan banyak korban. Ia khawatir akan ada intervensi yang dapat menghambat kelancaran pengungkapan kasus tersebut.

“Semoga anak-anak bisa mendapatkan pemulihan yang komprehensif,” ujar Susi.

Sebelumnya, seorang guru honorer di Bengkulu Utara, KM (32), ditangkap karena diduga mencabuli dan melakukan sodomi kepada 19 siswa SD. Aksi bejatnya itu dilakukan dalam kurun 2019 hingga Februari 2023.

Dalam melancarkan aksinya, DM menjanjikan para korban akan diberi nilai bagus. Dia kemudian melancarkan aksi bejatnya di ruang kelas, toilet, ruang UKS, hingga ke toilet masjid.

Template tidak ditemukan: terkait2.php