Logo

Aksi PMII Iringi Sertijab Helmi-Dedi

KOTA BENGKULU – Tepat di hari terima Jabatan H. Helmi dan Dedi Wahyudi, pada Selasa (25/9) sebagai pasangan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bengkulu 2018-2023, Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggruduk kantor DPRD Kota Bengkulu.

Puluhan mahasiswa tersebut datang menyampaikan aspirasi untuk Wali Kota terpilih, agar lebih memperbaiki kinerja dirinya, ditambah H. Helmi sudah dua periode menjabat Wali Kota Bengkulu.

Kordinator Lapangan (Korlap) aksi, Angga Perdian Putra mengatakan, dirinya dan teman-teman aksi masih siap membongkar sistem kerja H. Helmi lima tahun lalu dan siap pula mengawal kinerja Helmi di masa sekarang.

“Masih ada mahasiswa yang siap untuk membongkar segala dosanya lima tahun yang lalu, dan siap mengoreksi lima tahun kedepan ini bagaimana jalannya pemerintahan di Kota Bengkulu ini,” ujar Angga.

Tidak hanya itu, PMII pun di kesempatan tersebut, menegaskan ingin memberikan kartu kuning kepada Helmi dan Dedi, ketika dikonfirmasi, Angga mengatakan bahwa kartu kuning merupakan simbol karena PMII merasa program Helmi bersama Patriana Sosialinda lalu tidak ada yang terwujud, hanya janji-janji kampanye saja.

“Kartu kuning ini simbol, kita tahu program Helmi lima tahun belakang bersama Linda, itu program mana yang terwujud kecuali janji kampanyenya? Itu tidak ada, jadi kami peringatkan cobalah laksanakan program lima tahun kedepan ini, sesuai dengan yang dia rencanakan saat pemilu,” beber Angga.

Terlepas itu, kata Angga, PMII menghargai proses demokrasi di Indonesia, yang mereka lakukan hanya memberi informasi pada masyarakat umum, terkait tidak adanya pembuktian kinerja Helmi.

“Kita PMII menghargai proses demokrasi yang ada di Indonesia ini, kontestan politiknya saja bisa menerima mengapa kami tidak, yang kami lakukan adalah mengedukasi masyarakat, memberitahu kepada masyarakat umum bahwa lima tahun belakang ini apa kerja Helmi tidak ada, dan sekarang dia dituntut harus kerja dan jangan lagi meninggalkan Kota ini,” jelasnya.

Di lain tempat, Helmi menghargai aksi mahasiswa tersebut, dirinya berkata bahwa mahasiswa memang harus bersuara di awal pemerintahan siapapun agar pemerintah tidak melenceng dari cita-cita dan visi bangsa.

“Boleh-boleh saja, saya ini pernah mahasiswa, tapi sebagai mahasiswa kita tetap harus sopan, idealis, bijak,” demikian Helmi.