Logo

Warga Bengkulu Keluhkan Sulitnya Mengakses Layanan WhatsApp dan Facebook

Bengkulu – Pengguna media sosial (medos) mulai banyak mengeluhkan kesulitan menggunakan layanan telepon dan video call WhatsApp. Tak hanya di di kota lain, warga pengguna diProvinsi Bengkulu juga kesulitan untuk mengakses WhatsAap dan Facbook. Keluhan ini dimulai setelah pemerintah melakukan pembatasan akses media sosial pasca aksi kerusuhan 22 Mei.

Seperti disampaikan salah seorang warga Bengkulu, Imam Kelana. Dirinya mengaku kesulitan menggunakan layanan panggilan telepon dan video calll dari WhatsApp. Kesulitan ini mulai terasa sekitar pukul 18.01 WIB.

“Saya idak bisa telepon dan angkat telepon (WhatsApp). Jadi lemot gitu. Padahal saya ingin video call orang tua saya yang berada di Ketahun Bengkulu Utara,” tuturnya kepada Media ini Kamis (23/5/2019).

Selain itu menurutnya imbas dari pembatasan akses ini tidak hanya berlaku pada WhatsApp, Instagram, Facebook, dan Twitter. Tapi menurutnya layanan pesan instan Line juga terimbas.

“Line juga nggak bisa,” ujarnya.

Keluhkan itu juga disampaikan salah seorang pengusaha media online di Bengkulu, Wibowo Susilo. Dia mengatakan, dibatasnya akses ini mempengaruhi ke penyebaran informasi atau berita dari medianya.

“Kita kesulitan untuk berbagi berita ke medsos, WhatApp dan Facebook. Semoga ini tidak terlamu lama, karena berdampak ke bisnis media saya,” ungkapnya . media bengkulutoday.com.

Sebelumnya Pemerintah mengumumkan telah melakukan pembatasan akses media sosial pasca kerusuhan 22 Mei 2019.

Menkopolhukam Wiranto mengatakan pembatasan akses media sosial untuk menghindari provokasi dan menjaga hal-hal negatif yang disebarkan masyarakat.

Menurut Wiranto, ketika masyarakat tidak termakan hoaks dan rasional, keamanan negeri ini sudah bisa terbantu.

Sementara Menkominfo Rudiantara menjawab keresahan masyarakat. Dia menyebut bahwa tidak hanya media sosial yang dibatasi akesnya, tapi juga media chat seperti WhatsApp dan semacamnya. Hal ini dilakukan bersifat sementara dan bertahap.

Pembatasan ini akan berlangsung kemungkinan 2-3 hari ke depan. Masyarakat diminta bersabar untuk tidak melihat gambar selama 2-3 hari ke depan supaya tercipta keamanan nasional. Harapannya berbagai gambar terkait aksi 22 Mei 2019 tidak beredar secara ngawur di masyarakat.

Penulis : Aan Ade Do