Logo

Penggiling Padi di Bengkulu Akui Tedampak Musim Kemarau Panjang

BENGKULU – Salah satu pekerja di penggilingan padi Zul Heler, Haris (45) menuturkan musim kemarau tahun ini berdampak parah bagi mereka. Pasalnya musim kemarau tahun ini membuat persawahan menjadi krisis air, sehingga kebanyakan petani mengalami gagal panen.

Tentu hal tersebut berimbas pada penggiling padi, biasanya dalam kurun waktu panen para petani pasti akan berbondong-bondong menyerahkan gabah mereka untuk digiling dan dijadikan beras lalu dijual. Namun sayangnya tahun ini para petani banyak mengalami gagal panen, akibat kekeringan air.

“Kemarau tahun ini bisa dibilang parah ya dari tahun sebelumnya, karena banyak petani yang gagal panen,” kata Haris saat diwawancarai Bengkulunews.co.id Rabu (11/10/23) siang.

Ia mengakui jika hari biasanya dapat menggiling 100 karung lebih gabah, namun sejak musim kemarau hanya empat sampai lima karung saja yang digiling per harinya. Sehingga saat ini penghasilan merekapun ikut merosot jauh dari sebelum musim kemarau tiba.

Hal tersebut tidak hanya dirasakan oleh dirinya saja, tetapi juga beberapa penggilingan padi di daerahnya. Melihat kondisi tersebut Haris mengatakan bahwa saat ini dirinya hanya bisa menunggu para petani datang dengan waktu yang tidak ditentukan.

Walau begitu Ia masih bersyukur masih ada petani yang menggiling ke tempatnya. Biasanya para petani tersebut memiliki simpanan gabah darurat untuk musim kemarau yang panjang. Para petani biasannya menggiling gabah mereka, agar dapat menghasilkan beras yang dikonsumsi sendiri.

Haris berharap di tahun selanjutnya musim kemarau tidak separah ini, sehingga para petani dapat menggarap hasil panennya agar nantinya gabah terebut yang sudah menjadi beras bisa dijual kembali.

“Ya harapannya cepat berlalu, namanya musim kemarau. Semoga tahun selanjutnya lebih baik,” tutup Haris.