

BENGKULU – Kenaikan harga cabai merah keriting di Kota Bengkulu mulai dirasakan dampaknya oleh masyarakat, khususnya para pelaku usaha kuliner. Salah satunya, Yofiyaldi, pemilik rumah makan, mengaku resah dengan ketidak stabilan harga cabai tersebut.
“Iya, resah melihat harga cabai merah ini tiba-tiba naik tinggi,” ujar Yofi, Kamis (10/04/2025).
Yofi mengungkapkan, saat ini ia mengalami kesulitan dalam menjalankan usahanya. Kenaikan harga cabai membuatnya bimbang untuk menyesuaikan harga jual di rumah makannya dengan harga cabai yang naik
“Kami kesulitan. Kalau harga jual makanan tetap dengan harga lama, kami harus mengurangi takaran cabai yang digunakan,” jelasnya.
Selain harga cabai yang naik, Yofi juga menyebutkan bahwa bahan pokok lain seperti bawang merah dan bawang putih ikut mengalami kenaikan harga. Hal ini semakin menambah beban operasional rumah makannya.
“Bahan pokok lainnya juga ikut naik, jadi itu juga berdampak bagi usaha kami,” ungkap Yofi.
Dengan kondisi tersebut, Yofi berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah untuk menstabilkan harga bahan pokok, terutama cabai merah.
“Harapannya, harga-harga ini bisa kembali normal, agar kami tidak kesulitan dalam berjualan,” harapnya.
Diketahui, harga cabai merah di Kota Bengkulu mengalami lonjakan signifikan. Jika sebelumnya berada di kisaran Rp30.000 per kilogram, kini melonjak menjadi Rp45.000 hingga Rp50.000 per kilogram. Kenaikan ini dibenarkan oleh Solin, salah satu pedagang di Pasar Tradisional Panorama.
“Sekarang sudah naik, berkisar Rp45.000 hingga Rp50.000 per kilogram,” kata Solin, Senin (07/04/2025).
Tidak ada komentar.