Logo

Mendagri Tekankan Pemahaman Pembangunan Nasional dan Tantangan Dinamika Masa Kini

JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo berkesempatan memberikan sambutan pembekalan kepada Calon Anggota DPR RI Partai Hanura se-Indonesia di Hotel Discovery Ancol, Kamis (8/11/2018).

Dalam sambutan awal, Tjahjo mengingatkan bahwa Negara Indonesia telah menjadi negara demokrasi sejak tahun 1955 dengan berbagai dinamika dan perubahan cara berdemokrasi. Begitu juga dengan cara pembangunan masing-masing rezim pemerintahan mulai dari Presiden Soekarno dengan program semesta 100 tahun, Presiden Soeharto dikemas dengan pelita sampai berbagi perubahan hingga sekarang ini.

Memasuki era reformasi sekarang ini, arah program pembangunan bangsa ada ditangan kepala daerah sesuai dengan janji kampanye. Kampanye adalah janji program yang akan dilakukan baik jangka pendek, menengah dan panjang.

Tugas Pemerintah saat ini memastikan Nawa Cita berjalan dan memastikan program strategis nasional bisa berjalan ditingkat provinsi, kabupaten, kota sampai desa.

“Memasuki era reformasi program pembangunan bangsa ini intinya sesuai dengan janji kampanye seorang capres, sesudah terpilih janji kampanye menjadi program jangka pendek menengah dan panjang,” tuturnya

Menurut Tjahjo pembangunan infrastruktur ekonomi dan sosial oleh Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla telah mecapai 90%. tidak hanya janji kosong. Tjahjo menilai hampir 178 kecamatan di perbatasan yang belum pernah tersentuh kini sudah jauh lebih baik dengan berbagai fasilitas dan pelayanan.

Di hadapan calon anggota DPR RI Hanura, Tjahjo memberikan pesan agar para calon juga dapat menjadi media yang mampu menjabarkan ideologi Partai Hanura dan program nasional yang menjadi program strategis pemerintah pusat.

“Disamping sebagai calon anggota DPR DPRD dari partai hanura anda harus menjabarkan apa program utama, garis-garis ideologi daripada Partai Hanura dikemas menjadi program nasional yang menjadi program strategis pemerintah pusat dijabarkan didaerah pemilihan masing masing sesuai kondisi geografis sosial,” ucapnya.

Di akhir penyampaiannya, Tjahjo memberikan penekanan kepada para Caleg Partai Hanura agar sadar bahaya masif radikalisme dan terorisme.Tjahjo mengingatkan walaupun hal tersebut adalah tugas kepolisian dan kepolisian sudah punya data kelompok radikal, bukan berarti hanya menjadi tugas kepolisian. Namun menjadi tugas seluruh komponen untuk bertanggung jawab dan memerangi radikalisme-terorisme, termasuk menjadi tugas partai politik beserta kadernya.

“Tugas Parpol mari bersama-sama dengan seluruh komponen bertanggung jawab dan memerangi terosime-radikalisme,” tegas tjahjo.

Tjahjo menilai sepanjang Ormas konsisten pada UUD 1945, NKRI, Pancasila, dan Bhinneka Tunggal Ika serta tidak ada berencana merubah ideologi negara. Maka berhak untuk berpartai, berserikat, dan berhimpun sesuai yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945.

“Jangan ada agenda lain untuk merubah ideologi Negara dan kemajemukan bangsa ini. PancasilaPancasila itu sudah final,” pungkas Tjahjo.