Bengkulu News #KitoNian

Konservasi Penyu Alun Utara, Rumah Pendaratan Terbanyak se Indonesia

KONSERVASI PENYU ALUN UTARA FOTO/BN

BENGKULU – Konservasi Penyu Alun Utara Desa Pekik Nyaring Kabupaten Bengkulu Tengah (Benteng), menjadi tempat konservasi para penyu dengan jenis terbanyak se Indonesia.

Terdapat lima jenis penyu yang melakukan pendaratan di Provinsi Bengkulu sekitar wilayah konservasi penyu alun utara, empat dengan jenis penyuk sisik, penyu hijau, penyu tempayan, dan penyu lekang sedangkan satunya lagi adalah penyu belimbing yang sekarang berpindah pendaratan ke Kabupaten Kaur dan Mokomuko.

“Ada penyu sisik, penyu hijau, penyu tempayan, penyu lekang yang sekarang ini disini masih ada empat lagi tapi untuk Provinsi Bengkulu masih ada lima yaitu penyu belimbing yang pendaratanya sekarang pindah ke kaur sama kabupaten mokomuko,” kata Ketua kelompok pelestari penyu Alun Utara, Zulkarnaedi pada bengkulunews.co.id, Minggu (04/02/2024)

Dikatakan juga oleh Zulkarnaedi, banyak pengunjung yang datang ke konservasi ada dari daerah Bengkulu dan luar Provinsi Bengkulu, baik itu sekedar melihat atau ikut dalam melepas penyu-penyu ke laut.

“Banyak juga kunjungan anak sekolah ada dari pelembang, bekasi bahkan dari luar negri juga ada seperti korea, amerika, berazil, belanda, india, china dan bahkan ada anak mahasiswa dari thailand belajar disini selama dua minggu,” ujar Zulkarnaedi

Untuk jumlah penyu atau yang bisa disebut tukik sekarang berjumlah hampir tiga ratus tukik di kolam penangkaran dengan tiga jenis yang berbeda. Sedangkan telurnya itu ada tiga ratus lebih seluruhnya berjenis penyu lekang.

“Biasanya setiap bulan itu memang ada dua sampai empat sarang setiap pendaratan atau bersarang. Jadi diawal tahun biasanya sampai bulan empat nanti itu masih pendaratan penyu lekang setelah itu dilanjuti penyu sisik kira-kira pendekatan akhir tahun sekitar bulan delapan biasanya ada penyu tempayan sama penyu hijau,” sambungnya

Tempat konservasi penyu terbanyak jenisnya se Indonesia dan satu-satunya di Provinsi Bengkulu kini juga terancam keberadaanya dengan abrasi pantai yang dalam beberapa tahun belakang sudah memakan korban rumah warga, sekarang tinggal bebrapa meter lagi untuk menghanyutkan rumah konservasi penyu itu.

Baca Juga
Tinggalkan komen