Bengkulu News #KitoNian

Entitas Yahudi di Bawah Kepemimpinan Rasulullah SAW

Ilustrasi. BN

Bicara tentang entitas Yahudi adalah bicara tentang sebuah entitas yang melampiaskan  kebencian atas dasar agama terhadap kaum muslimin yang ada di Palestina.  Berpuluh tahun  entitas Yahudi menjajah, mengusir, menyiksa membantai jutaan rakyat Palestina. Berbagai macam kecaman telah mereka dapatkan dari mayoritas manusia di seluruh penjuru dunia.  Namun mereka justru semakin gila meluncurkan serangan-serangan ke pemukiman warga Gaza. Yahudi benar-benar telah telah melakukan penjajahan fisik  dengan menghancurkan pemukiman penduduk, tempat-tempat ibadah, sekolah, rumah sakit, kantor media massa, membunuh anak-anak serta membantai warga sipil. Amerika yang berada di balik  kekejaman Yahudi menuduh Hamas adalah kelompok teroris yang harus dihancurkan, padahal merekalah yang sebenarnya lebih pantas disebut teroris.

Apakah saat ini kaum muslimin mempunyai kekuatan untuk membebaskan Palestina ? Kaum muslimin yang mana yang akan melakukannya? Apakah penguasa-penguasa kaum muslimin saat ini, yang menguasai negeri-negeri kaum muslimin, khususnya di kawasan Timur Tengah, yang akan menghancurkan kepongahan Yahudi ?  Kenyataannya sampai hari tidak satupun penguasa muslim di Timur Tengah tergerak potensinya untuk mengerahkan tentara mereka.

Memang kaum muslimin saat ini memiliki bilangan jumlah yang teramat besar, tetapi mereka ibarat macan kehilangan taringnya. Mereka ibarat sleeping giants dan  ibarat buih yang mengapung dan terombang-ambing di lautan. Dan para penguasanya duduk di atas buih-buih tadi dan diam dalam kelezatan dunia, mereka membiarkan saja kekejaman yang dilakukan Yahudi atas sesama saudara seaqidah mereka di Palestina, walaupun itu dilakukan di depan hidung mereka.

Kondisi berbeda saat entitas Yahudi berada dalam naungan Islam.  Saat ketika mereka berada di bawah kepemimpinan Rasulullah di bawah negara Madinah.  Entitas Yahudi bukan komunitas yang diperhitungkan oleh Rasulullah.  Yang justru harus diperhitungkan  untuk melakukan perlawanannya adalah bangsa Quraisy. Karena itu, Rasul saw cukup mengadakan perjanjian dengan Yahudi yang mengharuskan mereka tunduk kepada Beliau. Hanya saja, karena mereka telah menyaksikan negara Islam di Mdinah telah berkembang pesat dan kekuasaan kaum muslimin semakin kokoh, maka mereka merasa iri dan dengki.  Mereka menggunakan perdebatan dan ‘tikaman’ sebagai alat untuk menyerang kaum Muslim.  Perang Badar merupakan momen mereka melampiaskan  dendamnya kepada kaum muslimin di Madinah.  Karena itu, mereka menohok kaum muslimin dan bersekongkol untuk menghadapi Rasul saw. Sepak terjang Yahudi itu akhirnya diketahui oleh Rasulullah dan kaum muslimin.

Berkat kepemimpinan Rasulullah, satu demi satu entitas Yahudi yang merongrong negara Madinah bisa diselesaikan.  Pertama kali tindakan keras Rasulullah diberikan kepada Yahudi Bani Qoinuqo karena permusuhannya dan kebenciannya kepada Nabi dan kaum muslimin.  Akhirnya  Rasulullah meminta mereka supaya menghentikan perbuatan menyakiti kaum Muslimin dan  memelihara  perjanjian  damai  atau  Beliau  akan  menjatuhkan hukuman kepada mereka sebagaimana yang telah beliau timpakan kepada  Quraisy. Kaum Muslim keluar dan mengepung Bani Qainuqa’ di kampung halaman mereka selama 15 hari berturut-turut. Tidak satu orang pun dari mereka yang bisa meloloskan diri dari kepungan dan tidak satu orang pun yang bisa mengirimkan makanan pada mereka, hingga tidak ada pilihan lain bagi mereka kecuali menyerah pada pemerintahan Muhammad saw dan menerima keputusannya. Kemudian  beliau  memberi  kemurahan  kepada  mereka  dengan hanya mengusir mereka dari Madinah, lalu mereka pun keluar dari Madinah hingga sampai di lembah Qura’. Mereka tinggal di sana beberapa  lama  dan  dari  sana  dengan  membawa  segala  apa  yang ada, mereka terus berjalan ke arah utara hingga tiba di Adzra’at yang  ada  di  perbatasan  Syam.  Dengan  terusirnya  mereka,  maka melemahlah  jaringan  Yahudi,  sehingga  mereka  menampakkan ketundukannya kepada kaum Muslimin.

Selanjutnya Beliau mengutus Muhammad bin Maslamah pergi ke Yahudi Bani Nadhir untuk menyuruh mereka  agar  keluar  dari  negeri  beliau.  Beliau  menetapkan  batas waktu kepada mereka selama sepuluh hari, kemudian mengepung mereka  dan  akhirnya  berhasil  mengusir  mereka.  Dengan demikian, upaya pembersihan Madinah dari fitnah Yahudi  telah  berjalan  dengan  sempurna  dan  tidak  ada  lagi  yang tersisa  di  Madinah  kecuali  Bani  Quraizhah.  Namun karena pengkhianatan mereka kepada Rasulullah pada saat perang Ahzab, akhirnya kaum muslimin mengepung mereka selama dua puluh lima hari sampai akhirnya mereka semuanya dihukum mati.

Tinggal tersisa Kabilah Kahibar yang berada di luar Madinah. Rasulullah mengutus Ali bi Abi Tholib untuk menaklukkan Kabilah Yahudi Khaibar. Kaum muslimin berhasil menaklukkan benteng-benteng mereka. Keputusasaan menggerogoti jiwa Yahudi, lalu mereka mengajukan perdamaian agar Muhammad saw melindungi darah mereka. Rasulullah  menerima  permohonan  mereka  dan  membiarkan  mereka tetap  tinggal  di  tanah  mereka dengan membayar khoroj tanda ketundukan mereka.

Demikianlah entitas Yahudi berhasil ditaklukkan di bawah kepemimpinan Rasul dalam negara Madinah. Oleh karena itu jika kita ingin membebaskan Palestina dari penjajahan Yahudi maka kaum muslimin harus menghadapinya dengan tegas dan keras karena yahudi adalah bangsa yang hanya mengenal bahasa ketegasan.

Hanya saja kita tidak akan bisa menghadapi mereka kalau kaum muslimin dalam keadaan centang perenang seperti saat ini. Kaum muslimin harus bersatu dalam persatuan  yang hakiki yaitu persatuan yang diikat dengan kesamaan aqidah Islam bukan persatuan atas dasar negara bangsa. Persatuan yang melewati batas suku atau bangsa yaitu persatuan yang dipimpin oleh seorang Khalifah yang kelak akan memimpin hamba-hamba Allah yang mempunyai kekuatan besar untuk menghadapi kejahatan Yahudi.

Dengan demikian upaya menegakkan kekhilafahan sebagai kepemimpinan warisan Rasulullah adalah aktivitas paling utama pada saat ini. Hanya Khilafah yang menjadi  solusi tuntas dalam menghadapi kejahatan yahudi.

Semoga Kaum Muslimin dijadikan hamba-hamba Allah yang kuat imannya, utuh pelaksanaan syari’atnya, gigih dalam perjuangan menegakkan kalimah Allah di bawah naungan Khilafah yang sesuai dengan metode kenabian yang akan segera kembali tegak di akhir zaman ini.

 

Oleh Indah Kartika Sari, SP

(Forum Muslimah Untuk Studi Islam Bengkulu)

Baca Juga
Tinggalkan komen