Logo

Demi Bedah Rumah, Warga Desa Ini Gadaikan Kambing

Mirzal

SELUMA, bengkulunews.co.id – Beberapa warga Desa Kuti Agung Kecamatan Sukaraja terpaksa harus menggadaikan kambing atau menjual ternak lainnya guna mendapatkan bantuan bedah rumah dari pemerintah.

Menurut Ketua BPD setempat, Mirzal, hasil gadaian hewan ternak itu dipakai sebagai ongkos untuk mengangkut material sebesar Rp.500 ribu dan gaji pegawai harian untuk tukang Rp.110.000 dan kernet Rp.90.000.

“Sebenarnya posisi warga seperti memakan buah simalakama, merasa sayang jika tidak dapat menerima bantuan dan kalau menerima bantuan harus mempunyai anggaran lebih,” kata Mirzal, Rabu (6/9/2017).

Ongkos angkut material sendiri sebenarnya tergolong ringan karena biasanya untuk satu kali pengiriman dipatok Rp.100.000, tetapi karena ini merupakan hasil musyawarah maka disepakati hanya Rp.500.000 sampai kegiatan selesai.

Dijelaskan lagi, timbulnya biaya untuk angkut material karena akses jalan menuju Kuti Agung masih jalan tanah dan tidak dapat dipakai kendaraan pengangkut material melewati jalur itu.

Sementara akses yang paling dekat dan memungkinkan adalah melewati Desa Bukit Kabupaten Bengkulu Tengah. Setelah berembuk dengan perangkat desa Bukit maka disepakati hanya kendaraan kecil saja yang boleh lewat, karena jalan tersebut baru dibangun ditakutkan akan cepat rusak.

Sementara itu menurut Koordinator Fasilitator program Bantuan Stimulan Perumahan Sadaya (BSPS), Nazirwan, membantah bahwa pihaknya selaku pendamping masyarakat tidak melakukan perencanaan dengan matang terkait sasaran lokasi penerima bantuan.

Menurutnya program yang dikenal warga dengan bantuan bedah rumah ini berawal dari larangan angkutan material melewati Desa Bukit, sehingga terpaksa warga harus melansir material dan mengganti kendaraan yang lebih kecil lagi.

“Menyikapi kondisi ini maka diberikan alternatif, bantuan tersebut dialihkan ke desa lain atau tetap di Kuti Agung. Hasilnya warga masih tetap menginginkan bantuan dan sebagai konsekuensi timbul biaya angkut material Rp.500 ribu,” tutur Nazirwan.

Untuk Kuti Agung sendiri dibantu 41 rumah dengan nilai bantuan masing-masing Rp.15 juta, atau nilai bantuan sebesar itu setara dengan katagori rumah rusak berat. Saat ini progres kegiatan pekerjaan mencapai 64,5 persen.

Warga penerima bantuan sendiri hanya akan mendapatkan material seharga nominal bantuan, yang dikirim langsung oleh toko bangunan dan bukan dalam bentuk uang tunai.