Logo

Begini Kondisi Peredaran Narkotika di Bengkulu

Begini Kondisi Peredaran Narkotika di Bengkulu

KOTA BENGKULU – Kepala Badan Narkotika Nasional Kota (BNNK) Bengkulu Alexander Soeki, berbicara mengenai kondisi peredaran narkotika di Bengkulu.

Menurut Alexander, peredaran barang terlarang di Bengkulu, saat ini sudah pada level mengkhawatirkan, salah satu yang membuat kehancuran di kota Bengkulu adalah peredaran narkoba secara gelap.

“Peredaran narkotika dan obat terlarang sudah pada level membahayakan sehingga perlu penanganan serius, peredaran gelap narkoba merupakan sebuah alat yang bertujuan untuk menghancurkan ketahanan dan masa depan bangsa,” tegas Alexander, Selasa (10/4/2018).

Dilanjutkan Alexander, di awal pemerintahan, Joko Widodo mengatakan bahwa Indonesia berada dalam kondisi darurat narkoba, maka itu, harus ada perang besar terhadap berbagai bentuk kejahatan berbau narkotika.

“Tindakan tegas, mendorong Badan Narkotika Nasional (BNN) sebagai lembaga negara yang melaksanakan pemerintahan dibidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika (P4GN) untuk lebih agresif dalam menangani permasalahan ini,” jelas Alexander.

Berdasarkan survey BNN dan Pusat Penelitian Kesehatan UI tahun 2017, diperoleh angka prevelensi penyalahgunaan narkoba.

Secara nasional sebesar 1,77 % atau 3.376.115 orang, dengan usia 10/59 tahun, dengan angka kematian perhari 30 orang meninggal dunia.

Sedangkan untuk wilayah provinsi Bengkulu sendiri, angka prevelensi sebesar 1,68 % atau 26.529 orang dengan jumlah populasi penduduk 1.436.700 orang.

“Kota bengkulu terdiri dari 9 kecamatan dan 67 kelurahan dengan jumlah penduduk 359.488 jiwa. Di kota Bengkulu pada 2017 jumlah pemakai sebesar 5.670 orang, 3.397 diantaranya adalah coba pakai,” jelas Alexander.

Alexander berharap, harus ada peran aktif dari pemerintah untuk melahirkan sebuah rasa optimis berkurangnya angka pengguna Narkoba di Bengkulu pada 2018 ini.

“Ya kita harus optimis, kalau ga optimis bagaimana nanti, minimal berkurang, kalu kita tidak optimis bagaimana kita mengundang kepercayaan masyarakat,” tutup Alexander.