Warga Bengkulu Derita Sejak 2019, SUTT PLTU Masih Jadi Sumber Masalah

Handi Handi
Warga Bengkulu Derita Sejak 2019, SUTT PLTU Masih Jadi Sumber Masalah

BENGKULU – Warga Desa Padang Kuas terus mengalami kerugian akibat kerusakan massal peralatan elektronik sejak beroperasinya jaringan Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara Teluk Sepang. Lebih dari 150 perangkat milik warga dilaporkan rusak, dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp 150 juta.

Salah satu warga Desa Padang Kuas, mengatakan bahwa semenjak keberadaan SUTT dan mulai beroprasi banyak barang yang rusak. Kurasakan itu terjadi ketika cuaca ekstrim yang melanda, sambaran dari petir tidak dapat terkondisikan.

“Kejadian serupa telah berlangsung sejak akhir 2019, dengan insiden terbaru terjadi pada 20 Maret 2025,” kata Asnatul Aini, Rabu (04/06/2025).

Sementara itu, salah satu penyusun makalah ilmiah mengenai dampak SUTT, Widesyah Putra, mengatakan bahwa struktur menara SUTT memang berpotensi tinggi untuk menarik sambaran petir karena karakteristik fisiknya.

“Petir terbentuk dari interaksi antara muatan negatif di awan dan muatan positif di permukaan bumi. Bangunan tinggi berbahan konduktif seperti baja menjadi target utama sambaran petir,” ungkapnya.

Menurut Widesyah, fenomena tersebut di istilah  elektro dikenal sebagai back flashover yakni pelepasan energi dari sambaran petir ke kabel transmisi karena sistem penangkal petir tak mampu menahan daya sambaran.

“Back flashover ini sangat berisiko menimbulkan arus bocor yang merambat ke jaringan sekitar, merusak peralatan elektronik milik warga,” tambah Widesyah.

Sistem penangkal petir, sambung Wide, juga dapat timbulnya potensi alat penangkal tidak berfungsi. Sehingga, apabila timbul  kegagalan pada sistem penangkal petir dapat membahayakan manusia di sekitar jaringan.

“Apabila terjadi kegagalan sistem penangkal petir akan menimbulkan fenomena tegangan langkah, yaitu tegangan listrik yang timbul di antara 2 kaki manusia yang sedang berada di daerah pentanahan penangkal petir. Jika terkena tegangan langkah dapat menyengat manusia dan berdampak fatal,” bebernya.

Presiden Mahasiswa Universitas Bengkulu, Teo Ramadhan mengungkapkan bahwa selepas adanya dialog langusng dari dampak SUTT, Mahasiswa terkhusus dari Mahasia UNIB dapat mengambil tindakan dan akan terus mengawal perosalan yang telah sering terjadi terhadap warga Padang Kuas.

“Kita sepakat teori yang disampaikan adalah teori yang benar dan dapat diterima. Teori ini harusnya menjadi rujukan pemangku kebijakan di daerah untuk mengambil tindakan tegas atas penderitaan warga. BEM KBM UNIB akan terus mengawal persoalan ini hingga Gubernur Bengkulu mengeluarkan kebijakan untuk menyelesaikan persoalan ini,” singkat Teo.