Logo

Sidak Jalan Hibrida, Komisi III Temukan Drainase Tersumbat

Anggota Komisi III melihat kondisi pengerjaan proyek jalan Hibrida Raya yang dikeluhkan oleh warga sekitar

KOTA BENGKULU, bengkulunews.co.id – Rombongan Komisi III DPRD Provinsi Bengkulu, Selasa (23/7/2017) pagi, melakukan Inspeksi Mendadak (sidak) ke proyek pengerjaan jalan Hibrida Raya Kelurahan Sido Mulyo Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu.

Sidak ini dilakukan setelah DPRD Provinsi menerima langsung keluhan warga Hibrida yang mendatangi Komisi III beberapa waktu lalu.

Sidak dikomandoi oleh Sekretaris Komisi III DPRD, Edi Sunandar dan diikuti anggota Komisi Heri Alfian, Marwan dan Slamet Riyadi.

Jalan yang berlubang dan tergenang air dihadang tumpukan ban mobil oleh warga

Dalam sidak, Komisi III menyoroti proyek pengerjaan yang tak kunjung selesai dan pembangunan drainase yang tak layak karena aliran air yang tidak lancar.

Sekretaris Komisi III, Edi Sunandar (dua dari kanan) berbincang dengan warga dan kontraktor

Edi Sunandar menyebutkan mandeknya pengerjaan proyek yang dikerjakan oleh PT. PEU Putra Agung disebabkan terhambatnya pencairan uang muka di Dinas PUPR Provinsi. Pihaknya, kata Edi akan segera memanggil Dinas PUPR agar pengerjaan proyek berjalan lancar.

“Akan kita rapatkan dengan Dinas PUPR. Sehingga pengerjaan proyek segera terealisasi dan dapat dinikmati oleh masyarakat Hibrida,” pungkasnya.

Edi menerangkan, proyek ini seyogyanya selesai selama 6 bulan ini. Dimulai pada bulan Mei dan berakhir di bulan November. Namun, kata Edi, proyek ini sempat terhenti tanpa alasan yang jelas.

“Kami juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan pihak kontraktor yang alasanya pembayaran uang mukanya terhambat,” sambungnya.

Saat ini kondisi jalan sepanjang jalan Hibrida Raya sangat memprihatinkan. Tampak jalan sepanjang 3 KM ini banyak yang berlubang.

Sementara pihak kontraktor, Direktur PT. PEU Putra Agung Harianto menerangkan, bahwa pihaknya telah mengerjakan proyek tersebut secara profesional. Namun, ia mengaku keterlambatan ini terjadi karena lambatnya pencairan uang muka proyek sebagai dana awal untuk pengerjaan proyek.

“Uang muka baru hari ini dicairkan. Selama ini kami kerjakan dengan memakai dana talangan dari perusahaan,” bebernya.

Terkait pembangunan drainase yang terkesan dibangun asal-asalan, Agung mengatakan bahwa ini bukan murni kesalahan pihaknya melainkan warga sekitar yang tidak dapat diajak bekerja sama terhadap pembangunan jalan ini.

“Kami telah melakukan negosiasi dengan warga, namun warga tidak bisa diajak kompromi sehingga terpaksa air tidak bisa dialirkan dan tergenang diselokan tersebut,” ujarnya.

Namun, dirinya berjanji akan mengerjakan proyek ini dengan segera dan akan selesai sebelum November memndatang. (Adv/Foto : [email protected])