Logo

Sejarah Peringatan Hari Bumi 22 April

BENGKULU – Dikutip dari USA Today, tema Hari Bumi 2022 adalah “Invest in Our Planet” atau “Berinvestasi di Planet Kita”. Tema Hari Bumi 2022 tersebut diambil lantaran di tengah krisis iklim yang berkembang diperlukan advokasi dan tindakan lingkungan sangat penting, yang semakin menggarisbawahi perlunya “Berinvestasi di Planet Kita”.
Pada awal bulan ini, United Nations’ Intergovernmental Panel on Climate Change menerbitkan sebuah laporan yang memperingatkan bahaya kenaikan suhu Bumi akibat pemanasan global hingga 1,5 derajat Celcius dapat menjadi di luar jangkauan jika pengurangan emisi yang signifikan di semua sektor tidak dilakukan.

Sementara itu, dalam Kesepakatan Paris 2015, sejumlah negara di dunia sepakat untuk menjaga kenaikan suhu Bumi akibat pemanasan global di bawah 2 derajat Celcius. Namun, suhu Bumi telah meningkat lebih dari 1,1 derajat Celcius sejak masa pra-industri.

Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan laporan IPCC menunjukkan sejumlah besar janji perubahan iklim yang dilanggar oleh pemerintah dan perusahaan di seluruh dunia.

Sejarah

Dikutip dari history.com, awal mulanya pada tahun 1960-an, orang Amerika mulai sadar akan efek polusi terhadap lingkungan. Kemudian masyarakat mulai sadar tentang bahaya dari efek-efek kimia di sekitar lingkungan.

Pada tahun 1962 Gaylord Nelson, berhasil meyakinkan pemerintah bahwa bumi sedang dalam keadaan bahaya. Setelah itu pada tahun 1969, Nelson, yang dianggap sebagai salah satu pemimpin gerakan lingkungan modern, berupaya mengembangkan ide untuk Hari Bumi.

Lalu Nelson mencoba mengumumkan konsep Hari Bumi pada sebuah konferensi di Seattle pada musim gugur di tahun 1969, dan mengundang seluruh bangsa untuk terlibat.

Pada 22 April 1970, undang-undang lingkungan disahkan, di antaranya Undang-Undang Udara Bersih, Undang-Undang Peningkatan Kualitas Air, Undang-Undang Spesies Terancam Punah, Undang-Undang Pengendalian Zat Beracun, dan Undang-Undang Kontrol dan Reklamasi Penambangan Permukaan.