Sadis! Oknum Guru Honorer di Bengkulu Tinju Murid SD, Kini Korban Trauma Berat

Dwinka Kurniawan
Sadis! Oknum Guru Honorer di Bengkulu Tinju Murid SD, Kini Korban Trauma Berat

BENGKULU Seorang murid Sekolah Dasar (SD) di Fatma Kenanga Islamic Character School Kota Bengkulu berinisial NA (9) mengalami trauma berat setelah menjadi korban kekerasan fisik yang diduga dilakukan oleh seorang oknum guru honorer berinisial RH.

Peristiwa ini terjadi saat NA tengah bermain bersama teman-temannya di lingkungan sekolah. Tanpa sengaja, kakinya yang terjulur menyentuh sang guru.

Bukannya menegur secara wajar, RH justru naik pitam. Dengan emosi, ia menarik kerah baju NA dan melayangkan pukulan keras ke bagian mata kiri bocah tak berdosa itu.

“Anak saya sedang duduk dengan kaki diluruskan. Tanpa sengaja, kakinya menyentuh guru itu. Tapi, bukannya menegur dengan baik, dia langsung marah, menarik kerah baju, dan memukul anak saya,” ujar ayah korban, Muchtar Effendi, Senin (10/02/2025).

Akibat pukulan tersebut, bagian bawah mata NA mengalami lebam. Namun, yang lebih mengkhawatirkan, trauma yang dialaminya kini begitu mendalam. Sang anak bahkan ketakutan dan enggan bertemu dengan orang dewasa setelah kejadian tersebut.

Tak terima dengan perlakuan kasar terhadap anaknya, Muchtar segera membawa kasus ini ke ranah hukum. Ia melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Bengkulu dan telah melakukan visum guna memperkuat bukti.

“Kami sudah melakukan visum dan melaporkan ke Polresta Bengkulu agar segera diproses secara hukum,” tegasnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Bengkulu, AKP Sujud Alif Yulam Lam, membenarkan adanya laporan tersebut dan memastikan bahwa kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan lebih lanjut.

“Benar, laporan sudah kami terima. Saat ini kami masih melakukan penyelidikan lebih lanjut,” ungkap AKP Sujud.

Insiden ini menuai perhatian luas, mengingat seorang guru seharusnya menjadi pendidik dan pelindung bagi murid-muridnya, bukan justru melakukan tindakan kekerasan.

Masyarakat pun menanti keadilan bagi NA, berharap kejadian serupa tak lagi terulang di dunia pendidikan.