Pelajar Disini Bertaruh Nyawa untuk Sampai ke Sekolah

Alwin Feraro
Pelajar Disini Bertaruh Nyawa untuk Sampai ke Sekolah

KOTA BENGKULU – Demi pergi menuntut ilmu, dua orang pelajar ini harus melewati jembatan gantung tak layak di tengah sungai yang telah berusia puluhan tahun.

Jembatan gantung tersebut, berada di jalan Merpati 2 Rt 20 Kelurahan Rawamakmur kota Bengkulu, yang menjadi jembatan penghubung kelurahan Rawamakmur dan Tanjung Agung.

Mereka adalah Doni dan Rahmad. Untuk mengirit biaya transportasi menuju sekolahnya, mau tidak mau, mereka harus siap menyeberangi jembatan yang kayunya sudah banyak lepas, dan banyak yang hanya tinggal kerangka demi kerangka, maka tak pelak, diperlukan keseimbangan untuk menyeberangi jembatan ini, dan posisi tangan harus kuat memegang tali penyangga.

“Dari kami kelas 7, udah mulai rusak, untuk ngirit ongkos, kalau lewat jalan besar itu jauh, dan naik angkotnya dua kali, tapi kalau lewat jembatan, cuma sekali naik angkot,” ujar Doni sebelum berangkat sekolah, Jumat (27/4/2018).

Di keseharian, Doni dan Rahmad berangkat bersama empat orang temannya, namun karena yang lain sudah menempuh ujian, maka saat ini, hanya mereka berdua yang harus menyebrangi jembatan gantung tersebut.

Doni dan Rahmad berharap, jembatan tersebut bisa menjadi perhatian pemerintah, agar akses jalan mereka menuju sekolah, tidak terlalu ektrem dan beresiko tinggi.

“Minta tolong di perbaiki, biar mudah nyebrang sungai ini,” ucapnya.

Sementara itu, Atmawati, ibu Doni mengutarakan kekhawatirannya ketika sang anak berangkat sekolah. Diakui Atmawati, sang anak pernah tergelincir ketika melewati jembatan tersebut.

“Sudah dua tahun ini rusak sekali, ibu saja tidak berani lewat lagi, khawatir kalo anak berangkat sekolah, pernah dulu dia tergelincir,” imbuh Atmawati.

“Kalau lewat jalan besar, dua kali lipat jadinya empat kali naik angkot, ini saja sering terlambat naik angkot, karena angkot dari kelurahan Sukamerindu ini kan sedikit,” sambungnya.

Atmawati berharap, jembatan gantung yang berdiri atas swadaya masyarakat tersebut bisa diperbaiki, sebagai akses pembantu warga yang berjalan kaki menuju Tanjung Agung, terutama pelajar yang ingin berangkat sekolah.

“Kalau bisa tolong dibangun kembali, karena sudah rusak, kadang kalau ada musibah atau acara keluarga di Tanjung Agung, kami keliling jalan, kalau jembatannya bagus, kami bisa jalan sedikit lewat jembatan itu,” demikian Atmawati.

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!