

BENGKULU – Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal mengatakan, rencana Pemerintah Pusat terkait kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen tidak akan berdampak secara signifikan untuk masyarakat.
“Menurut saya, secara langsung, dampaknya tidak terlalu signifikan kalau memang ada kebijakan tersebut,” kata Win, Kamis (02/01/2025).
Win mengungkapkan pihaknya memiliki survei biaya hidup masyarakat selama satu tahun, khususnya bagian kebutuhan rumah tangga.
“Artinya, kalau barang-barang yang mewah apabila naik itu bobotnya kecil,” ungkapnya.
Menurut Win, kenaikan harga yang bakal berdampak kepada masyarakat bukanlah barang mewah yang dikenai PPN, melainkan kebutuhan pokok seperti beras, bawang dan lainnya.
“Kalau beras, bawang, itu dinaikkan harganya, dampaknya lumayan. Tapi kalau barang mewah itu, ada pengaruh tapi sangat kecil,” tuturnya.
Win berkeyakinan bahwa rencana kebijakan pemerintah tersebut sudah melalui kajian dan memikirkan dampak terhadap masyarakat.
“Tapi, saya yakin itu sudah diperhitungkan oleh pemerintah terhadap dampaknya apabila mengenakan sesuatu yang dapat memicu kenaikan harga,” ucapnya.
Namun Win berharap pemerintah menjelaskan secara lebih rinci, barang-barang apa saja yang bakal dikenakan kenaikan PPN.
“Saya yakin elektronik-elektronik yang banyak dipakai di rumah tangga sangat berpengaruh di inflasi. Tapi, kalau elektronik yang jarang dikonsumsi rumah tanggap, saya pikir kecil pengaruhnya,” tambah Win.
Disamping itu, Asisten I Setda Provinsi Bengkulu, Kahairi Anwar menyebutkan bahwa tidak akan ada pengaruh atau dampak yang signifikan di daerah terkait kenaikan PPN 12%.
“Tetapi pada pertumbuhan ekonomi, kemudian pada pendapatan negara yang ada imbasnya ke daerah mungkin ada,” singkat Khairil
Tidak ada komentar.