Tak Ada Solusi, Warga Enggano Nekat Seberangi Samudra Hindia Gunakan Kapal Kecil

Handi Handi
Tak Ada Solusi, Warga Enggano Nekat Seberangi Samudra Hindia Gunakan Kapal Kecil

BENGKULUMasyarakat Pulau Enggano, Provinsi Bengkulu, terpaksa mengambil inisiatif dengan menggunakan kapal kecil untuk mengangkut sembako dan logistik demi kelangsungan hidup mereka. Hal ini diungkapkan oleh salah satu warga Enggano, Hendra.

“Iya, ini perdana atau pertama kali mengantar sembako atau logistik untuk warga Enggano,” kata Hendra saat ditemui di Pangkalan Kapal Bahari, Sabtu (12/04/2025).

Ia menjelaskan bahwa langkah ini terpaksa diambil karena kondisi muara yang tidak memungkinkan untuk dilalui kapal ferry atau kapal perintis.

“Karena keadaan muara itu tidak bisa dilalui dengan kapal ferry atau kapal perintis, makanya kami memaksakan menggunakan kapal kecil,” jelasnya.

Menurut Hendra, sembako dan logistik yang diangkut ini merupakan salah satu pesanan lama dari masyarakat Enggano, namun baru bisa dikirimkan saat ini. Barang-barang tersebut terdiri dari berbagai kebutuhan pokok seperti gula, telur, bawang, dan lainnya.

“Pesanan ini juga dari masyarakat Enggano. Isinya macam-macam, ada gula, telur, bawang, dan lainnya,” terangnya.

Lebih lanjut, Hendra menjelaskan bahwa kapal kecil ini nantinya juga akan membawa hasil panen masyarakat Enggano seperti pisang dan jengkol ke Kota Bengkulu. Sistem barter akan diterapkan, di mana biaya pengangkutan ditanggung langsung oleh masyarakat.

“Setelah bongkar barang ini, kami juga akan mengangkut hasil kebun dan lainnya dari masyarakat Enggano untuk dibawa ke Kota Bengkulu,” imbuhnya.

Ia mengungkapkan bahwa kondisi masyarakat Enggano saat ini sangat terpuruk. Banyak hasil panen yang tertumpuk, membusuk, dan tidak bisa dijual karena terkendala pengiriman.

“Di sana, seperti pisang, jengkol, dan lainnya, tertumpuk dan hancur. Saat ini penghasilan masyarakat tidak bisa dijual,” lanjutnya.

Selain mengangkut barang sembako atau logistik, kapal kecil ini juga mengangkut penumpang sekitar 10 orang untuk ke Pulau Enggano.

Hendra juga menyayangkan kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap nasib masyarakat Enggano. Ia menyebut bahwa hingga kini belum ada tindakan nyata, dan pemerintah masih sibuk mengurus pihak PT Pelindo.

“Kita masyarakat mau menunggu sampai kapan? Tidak ada titik terangnya. Masyarakat sudah teriak agar pengurukan itu segera diselesaikan,” tegasnya.

Meski mengunakan kapal kecil dengan kapasitas 21 ton dan dilakukan dalam keadaan memaksa, inisiatif penggunaan kapal kecil setidaknya mampu menjadi solusi sementara untuk menopang kehidupan masyarakat Pulau Enggano.