Logo

Kartini Dimata Perempuan Bengkulu : Dari Emansipasi Hingga Pelayan Keluarga

Kartini Dimata Perempuan Bengkulu : Dari Emansipasi Hingga Pelayan Keluarga

Nita Mahasiswi UNIB

KOTA BENGKULU, bengkulunews.co.id – Sosok Kartini merupakan sosok yang menginspirasi para perempuan di Indonesia, tak terkecuali para perempuan di Bengkulu. Komentar para perempuan ini pun beragam, mulai dari Kartini sebagai sosok yang Emansipasif sampai pada sosok pejuang sekaligus pelayan bagi keluarga.

“Semangat Kartini itu, bagaimana semangat Emansipasi itu ditingkatkan. Kita para perempuan bukan bermaksud menyaingi laki-laki, tetapi lebih kepada memengang tanggung jawab sebagai perempuan,” kata Nita, Mahasiswi asal Universitas Bengkulu, Sabtu (22/4/2017).

Begitupun dengan Dian, perempuan ini berujar tentang kebanggaanya sebagai perempuan Indonesia.

“Tapi yang perlu kita ingat, karena masyarakat sekarang sudah luar biasa karena perjuangan Kartini dimasa lalu juga, kita harus menjadi penolong, bukan orang yang menjadi pemimpin dalam setiap hal. Walaupun kita punya hak yang sama, tapi juga harus melayani orang lain dan keluarga,” ujarnya.

Ibu Nuraida

Tidak hanya dari perempuan-perempuan muda, semngat Kartini juga turut mendapat tanggapan dari par Ibu-ibu di Bengkulu, seperti yang disampaikan Ibu Nuraida. Menjadi perempuan yang tangguh dan tidak menyerah, baginya adalah semangat yang diperoleh dari figur seorang Kartini.

Walaupun sebagian orang melihat sosok Kartini tidaklah sehebat apa yang diceritakan. Setidaknya para perempuan-perempuan Bengkulu ini memiliki sosok yang dapat dijadikan simbol perjuangan hak bagi perempuan.

Kartini sendiri lahir pada tanggal 21 April 1879 di Kota Jepara. Lahir ditengah-tengah keluarga bangsawan, Kartini memperoleh gelar Raden Ajeng. Lewat surat-surat yang ditulisnya setelah menyelesaikan sekolahnya di Europese Larger School (ELS) , Kartini bercerita tentang keluhan-keluhanya sebagai wanita pribumi.

Seperti pada kebudayaan Jawa waktu itu yang menurutnya menghambat kemajuan para perempuan. Dari surat-surat inilah muncul sebuah buku yang berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang mengantarkan namanya menjadi salah seorang Pahlawan Nasional.