Logo

Flora, Fauna dan Seni Budaya Bengkulu Bisa Jadi Motif Kain Besurek

Salah satu pengrajin batik Jakarta memperlihatkan batik jadi yang bermotif seni budaya asli Betawi

KOTA BENGKULU, bengkulunews.co.id – Batik Kain Besurek Bengkulu terkenal dengan motif kaligrafi arab dan Bunga Raflesia. Batik Bengkulu ini telah tercatat sebagai warisan budaya Indonesia.

Hanya dengan beberapa motif ciri khas, Kain Besurek mampu membuat banyak pencinta batik di pasar global melirik. Apalagi jika Kain Besurek memiliki motif yang bervariasi tetapi tetap dengan ciri khas Bengkulu.

Seperti yang diperlihatkan Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, saat studi banding awak media Bengkulu dan Generasi BI bersama Bank Indonesia (23/3/2017).

Dekranasda DKI memperlihatkan batik Jakarta. Ternyata, Jakarta yang terkenal dengan ondel-ondel, motif batiknya tidak hanya ondel-ondel melainkan seni budaya, flora dan fauna yang menjadi ciri khas Jakarta.

Dikatakan Sekretaris Dekranas DKI Jakarta, Ade R. Hasan Basri, Ada banyak karakteristik batik Jakarta. Semuanya tetap berciri khas Jakarta.

“Karakteristik motifnya seperti Sirih Kuning, Salak Condet, Tapak Dara, Kembang Teleng, Nona Makan Sirih, Bunga Kerah Nasi, Melati Gambir, Bungur dan Flamboyan. Untuk fauna burung Elang Bondol, kupu-kupu, kura-kura dan burung Kipasan Belang, lalu motif seni budayanya Ondel-Ondel, tari-tarian serta bangunan budaya Jakarta,” terangnya.

Dengan karakter yang banyak seperti ini tidak heran, jika batik Jakarta dikenal dunia. Selain motifnya bagus, pencita batik juga akan banyak pilihan.

Tidak menutup kemungkinan Batik Besurek bisa juga seperti ini. Dengan motif yang bervariasi tetapi tetap dengan ciri khas Bengkulu, pencinta batik akan semakin dekat dengan Kain Besurek.

“Dekranasda Bengkulu harus lebih aktif. Menggali potensi setiap daerah. Cari sesuatu yang bisa menjadi motif Kain Besurek baik dari seni, budaya ataupun flora dan fauna,” ujarnya.

Kepala Tim Advisory Pengembangan EkonomI BI Provinsi Bengkulu, Christin R Sidabutar saat memberikan kenang-kenangan kepada Dekranasda DKI Jakarta

Bengkulu pastinya memiliki ragam itu. Tetap, membuat Batik Besurek harus memiliki unsur khas Bengkulu.

“Bengkulu enak, masih memiliki pengrajin batik asli. Sedangkan Jakarta tidak memiliki kerajinan batik asli. Batik Jakarta hasil akulturasi penduduk pendatang dari daerah Jawa yang pindah ke Jakarta dan tetap membatik sehingga ada ketertarikan masyarakat asli Betawi membuat batik. Jadi, Batik Besurek Bengkulu akan mampu bersaing dengan batik Jawa yang memang diakui kualitasnya,” terangnya.

Kepala Tim Advisory Pengembangan EkonomI BI Provinsi Bengkulu, Christin R Sidabutar, Bengkulu menjadikan Dekranasda DKI Jakarta sebagai referensi sebagai bentuk sukses mengembangkan kerajinan batik dan yang paling penting kreatifitasnya.

“Flora dan fauna Bengkulu banyak yang bisa dijadikan motif batik, bahkan situs bersejarah juga bisa dijadikan motif pada Batik Besurek seperti batik di Jakarta,” ungkapnya.

Setiap pengembangan motifnya harus memiliki cerita dan pilosofinya. Seperti Jakarta yang mengembangkan desain bemo.

“Salah satu contoh fauna Bengkulu yakni Ayam Burgo. Itu bisa menjadi motif unik khas Bengkulu yang dikembangkan. Masih banyak pula fauna yang lainnya,” cetus Christin.

Peserta studi banding saat berada di Kantor Media Tempo

Setelah ke Dekranasda DKI Jakarta, peserta studi banding lanjutkan perjalanan ke Media Tempo. Esoknya, mengikuti diskusi peran BI pada fintech.(prw)