Logo

Dianggap Curang, Pemilihan Presma Unib Ricuh


KOTA BENGKULU, bengkulunews.co.id- Lingkungan kampus adalah tempat para mahasiswa menempa diri. Segala hal yang menyangkut kebebasan berekspresi diberikan wadah yang cukup luas jika telah menyandang status sebagai mahasiswa, termasuk kebebasan dalam pengorganisasian kemahasiswaan itu sendiri.

Tak jarang konflik-konflik yang membangun karakter kemahasiswaanpun terjadi. Seperti halnya yang terjadi dalam pemilihan Presiden Mahasiswa (Presma) di lingkungan kampus Universitas Bengkulu (Unib) ini.

Kericuhan antar sesama mahasiswa nyaris saja menghambat aktivitas KBM. Ini dipicu lantaran digugurkannya salah seorang kandidat calon Presiden Mahasiswa (Presma) oleh panitia.

Dampaknya, ruangan panita pemilihan di boikot oleh sekelompok orang yang menolak hasil keputusan tersebut.

Salah seorang calon Presma, Dede Irawan, mahasiswa jurusan Penjaskes Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) yang namanya dicoret dari keikutsertaan pencalonan.

Dikatakan Dede, aksi ini telah dilakukan sejak Rabu (29/3/2017) sore. Dirinya menganggap panitia tidak lagi objektif dalam melakukan penilaian terhadap para kandidat.

“Kita ingin melihat dan meminta kepada KPU itu sendiri agar menjaga komitmenya,” katanya, Kamis (30/3/2017).

Dirinya juga menilai pembantu dekan III FKIP Unib, Agus Santana telah bertindak sewenang-wenang dan sengaja menghambat dirinya untuk mencalonkan diri.

“Dia tidak menandatangani surat keterangan bersih saya. Dia mengatakan sengaja tidak menandatangani karena krtikan yang pernah kita lontarkan sebelumnya,” sambungnya.

Disisi lain, panitia yang bertugas mengawasi pemilihan, Handoyo menanggapi, jika memang kandidat yang bersangkutan tidak terima dengan hasil keputusan panitia dipersilahkan untuk melakukan pelaporan dan ditindak lanjuti dengan koridor aturan yang berlaku.

Hingga kini spanduk-spanduk bertuliskan penolakan masih terpampang jelas pada blokade pintu ruangan panitia.