Logo

Bengkulu Belum Siap Ekspor Kopi

KOTA BENGKULU – Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) Provinsi Bengkulu, Bebby Hussy menyebut, jumlah pasokan kopi Bengkulu belum cukup untuk menjangkau pasar internasional. Bebby mengatakan, produksi kopi Bengkulu saat ini berada di angka 60.000 – 70.000 ton pertahun. Akan tetapi, Bengkulu hanya mampu mengekspor kopi sebanyak 30.000 ton per tahun.

“Mereka selalu membutuhkan kopi yang berasal dari Provinsi Bengkulu, cuma kita yang belum siap untuk mengekspor kopi lebih banyak lagi,” ungkapnya saat dilantik menjadi ketua umum AEKI Provinsi Bengkulu, Selasa (27/2/2018).

Ditambahkan Bebby, kopi Bengkulu biasanya dinikmati di negara seperti Cina dan Rusia. Produsen Kopi berasal dari daerah Rejang Lebong, Kepahiyang, Seluma, dan Bengkulu Tengah. Hanya saja, ekspor dilakukan melalui Provinsi Lampung dan Palembang. Untuk itu, ia berencana meningkatkan kualitas dan jumlah produksi dengan memberikan bantuan pada petani kopi lokal.

“AEKI berencana untuk memberikan bantuan bagi petani kopi, tidak berbentuk dana tapi dalam bentuk Kopi. Dana tersebut berasal dari dana pribadi saya sendiri agar kualitas dan produksi Kopi Bengkulu meningkat,” ujar Bebby.

Sementara itu, Plt Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, untuk meningkatkan minat dan memperkenalkan kopi Bengkulu ke dunia internasional, pemerintah provinsi berencana membuat kampung khusus kopi. Kampung ini akan dijadikan salah satu destinasi wisata daerah baik bagi pengunjung lokal maupun mancanegara.

“Kedepannya Pemerintah Bengkulu ingin membuat sebuah kampung khusus untuk kopi sebagai komuditas dan objek wisata. Agar masyarakat Bengkulu dan masyarakat luar bisa merasakan Kopi hasil produksi Bengkulu,” imbuh Rohidin.