

BENGKULU – Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Pertalite di Provinsi Bengkulu semakin memprihatinkan. Dalam beberapa minggu terakhir, masyarakat mulai kesulitan mendapatkan BBM bersubsidi tersebut di berbagai Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Akibatnya, banyak warga terpaksa membeli Pertalite secara eceran di pinggir jalan, meskipun dengan harga yang jauh lebih mahal.
Salah satu warga, M. Rizal, yang mengeluhkan kondisi tersebut. Rizal mengaku terpaksa membeli BBM eceran demi kelangsungan aktivitas hariannya. Ia juga menuturkan bahwa mobil pribadinya nyaris kehabisan bensin, dan tidak ada pilihan lain selain membeli dari penjual eceran.
“Ya, kita terpaksa beli BBM eceran. Mobil saya ini saja sudah hampir habis minyaknya. Mau tidak mau, saya harus beli, meski harga jauh lebih mahal daripada di pom bensin,” kata Rizal saat diwawancarai, Senin (21/04/2025) malam.
Rizal menjelaskan bahwa dirinya sudah berkeliling ke beberapa SPBU di wilayah Bengkulu, namun semua tempat yang ia datangi tidak memiliki stok Pertalite. Menurutnya, kelangkaan ini bukan hanya terjadi di satu dua lokasi, tetapi hampir merata di seluruh kota.
“Kami sudah mengunjungi empat SPBU yang berbeda, tapi semuanya kosong. Tidak ada satu pun yang memiliki Pertalite. Ini sangat menyulitkan kami sebagai warga,” tambahnya.
Ia mengaku sangat resah dengan kondisi ini. Kelangkaan BBM yang sudah terjadi selama berminggu-minggu telah berdampak luas pada aktivitas masyarakat. Banyak warga yang terpaksa mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, bahkan ada yang sampai mogok di jalan karena kehabisan bahan bakar.
“Tadi saja saya melihat ada pengendara motor yang terpaksa menuntun kendaraannya karena kehabisan bensin,” jelas Rizal.
Selain ketersediaan yang langka, Rizal juga menyoroti harga BBM eceran yang sangat memberatkan. Menurutnya, harga yang ditawarkan oleh penjual eceran bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan harga resmi di SPBU. Namun karena situasi yang tidak memungkinkan, masyarakat tidak punya pilihan selain membeli.
“Biasanya kita beli Pertalite di SPBU dengan harga standar, tapi sekarang harus mengeluarkan biaya lebih hanya untuk bisa mengisi tangki kendaran,” ucapnya.
Ia menilai bahwa kelangkaan ini seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah daerah, khususnya Pemerintah Provinsi Bengkulu. Rizal menyayangkan lambatnya respons dari pihak terkait dalam menangani persoalan BBM ini, padahal dampaknya sudah sangat dirasakan oleh masyarakat luas.
“Ini harusnya menjadi tanggung jawab dan perhatian penuh dari Gubernur Bengkulu. Jangan sampai masyarakat terus dirugikan karena kelalaian dalam distribusi BBM,” tandasnya.
Lebih lanjut, Rizal berharap agar pemerintah segera mengambil langkah konkret dan cepat untuk mengatasi kelangkaan ini. Menurutnya, stabilitas pasokan BBM sangat penting demi kelancaran aktivitas masyarakat dan perekonomian daerah.
“Kami harap stok Pertalite bisa kembali normal seperti biasanya. Kalau pasokan lancar, masyarakat juga tenang dan tidak pusing lagi mencari minyak. Pemerintah harus hadir dan memberikan solusi nyata atas masalah ini,” tutupnya.
Tidak ada komentar.