BENGKULU –Sampah plastik selama ini dikenal sebagai momok lingkungan karena sulit terurai dan membutuhkan waktu ratusan tahun untuk bisa benar-benar hancur. Tak jarang, sampah ini menimbulkan keresahan di berbagai daerah. Namun, siapa sangka di balik masalah tersebut tersimpan peluang luar biasa.
Adalah Imam Supardi, warga Kelurahan Betungan, Kota Bengkulu, yang memiliki inisiatif luar biasa. Dengan semangat peduli lingkungan dan keinginan menciptakan manfaat ekonomi, ia mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) yang bernilai tinggi.
Dengan biaya pribadi, Imam yang akrab disapa Ardi mendirikan Bank Sampah Pejuang Lingkungan di Kelurahan Betungan. Ia juga membeli alat pengolah limbah plastik khusus yang didatangkan langsung dari Jawa Tengah. Alat ini mampu memproses hingga 50 kilogram plastik dalam sekali produksi.
Dalam waktu 10 hingga 12 jam, alat tersebut dapat menghasilkan sekitar 40 hingga 45 liter bahan bakar minyak dari plastik yang diolah. Bahan bakar hasil daur ulang ini diberi nama Petasol oleh Imam Supardi.
“Petasol ini sudah diuji oleh Remigas dan hasilnya setara dengan Dexlite. Bahkan, oktannya lebih tinggi dan aman digunakan untuk mesin diesel,” ungkap Imam Supardi.
Temuan ini juga mendapat perhatian dari peneliti BRIN, Taufik Rahman, yang menyatakan bahwa proses pengolahan Petasol sudah sesuai standar.
Dimulai dari pemilahan plastik yang dibeli dari pengepul, plastik kemudian dibakar dalam tangki khusus. Hasil pembakaran inilah yang kemudian dimurnikan menjadi bahan bakar.
Kini, Petasol sudah mulai digunakan secara terbatas oleh sejumlah pabrik pengolahan tahu dan mesin diesel lainnya di wilayah tersebut.
Inovasi Imam Supardi menjadi bukti nyata bahwa kreativitas dan kepedulian lingkungan bisa berjalan seiring. Dari sampah plastik yang sebelumnya menjadi masalah, kini menjadi solusi energi alternatif ramah lingkungan.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!