Logo

Terkendala Pemasaran, Usaha Mikro di Seluma Butuh Bantuan Pemerintah

Gula Semut produksi Desa Purbosari Kabupaten Seluma

SELUMA, bengkulunews.co.id – Pengusaha mikro di Kabupaten Seluma sangat membutuhkan bantuan pemerintah, terutama dalam bidang pemasaran agar usaha yang dijalankan tetap berlangsung.
Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Bidang Usaha, Kelompok Perempuan Mandiri, Desa Purbosari Kecamatan Seluma Barat, Uci Kurniati, bahwa saat ini dirinya bersama puluhan ibu rumah tangga yang merintis usaha gula semut kesulitan pangsa pasar.

“Sudah enam bulan berjalan tetapi belum dapat pangsa pasar, hasil produksi hanya dititipkan pada beberapa toko di Tais dan langganan pengusaha dari Kota Curup,” kata Uci, Kamis (4/5/2017).

Saat ini usaha gula semut bermerk “Purbosari”, dikemas dalam plastik ukuran 200 gram. Rasa jahe dan serai dihargai Rp. 15.000 dan rasa original Rp. 10.000.

Sekitar satu ton para petani di desa Purbosari memproduksi nira, jika ingin memproduksi gula merah dibutuhkan waktu hingga enam jam dan tiga jam lagi untuk membuat gula semut.

Senada dengan itu, Ketua Gapoktan Bunda, Desa Lubuk Giok, Kec. Seluma Talo, Zuzmiati Herawati, menyatakan pihaknya bersama dua Gapoktan lainnya telah membentuk usaha pengolahan beras “Bunda”.

“Beras merk Bunda berasal dari 80 hektar lahan persawahan didaerah itu dengan 65 orang petani penggarap/pemilik, dan dalam setahun rata-rata dua kali panen,” tutur Zuzmianti.

Beras yang dikemas dalam ukuran 10 kilo diharga Rp. 85.000 dan 16 kilo (Rp.140/145.000).

Karena pasaran terbatas, tidak banyak memproduksi beras kemasan karena jika banyak maka takut tidak laku dan bila sudah lama didalam kemasan ada keluar kutu beras. Sehingga otomatis konsumen tidak mau membeli dan beras Bunda tidak akan laku dipasaran.

“Sistem pemasaran saat ini baru beberapa toko sebagai penitipan, yaitu di Kota Bengkulu, Sukaraja dan Tais sendiri,” tutup Zuzmiati.