Logo

Ratusan Pelajar SMP Demo Dinas Pendidikan, Ada Apa?

KOTA BENGKULU – Ratusan pelajar SMPN 3 Kota Bengkulu, menggruduk kantor Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Kota Bengkulu, Senin (20/8/2016). Aksi dimulai tepat usai upacara Bendera, rombongan putih biru ini nekat longmarch dan kabur dari sekolah menuju Diknas Kota sembari berteriak “turunkan”

Aksi ratusan pelajar tersebut, sebagai bentuk protes mereka atas kinerja Kepala Sekolah SMPN 3 yang selama kurun waktu tiga tahun dinilai tidak menepati janji pembangunan dan penambahan fasilitas sekolah.

Sesampai di Diknas Kota, tiga perwakilan dari pelajar tersebut, yaitu Adibio Ramadinov selaku ketua Osis SMPN 3, Hendra Dwi, dan Saraswati Maharani langsung diajak hearing oleh kepala Diknas Kota Rosmayetti, dan beberapa jajaran pejabat Diknas Kota lainnya.

Adibio Ramadinov dalam hearing menjelaskan, dirinya dan pelajar SMPN 3 kecewa karena Kepala Sekolah mereka tidak pernah mendukung murid-muridnya untuk membawa harum nama sekolah, seperti dalam berbagai kegiatan perlombaan kepala sekolah tidak memberikan dana pendaftaran kepada siswa, sehingga siswa terpaksa membayar kegiatan perlombaan dengan uang pribadi mereka, padahal mereka datang bertanding membawa nama sekolah.

“Bapak kepala sekolah tidak mendukung kami untuk mengembangkan nama baik SMPN 3, seperti lomba-lomba tidak ada sedikitpun dana yang keluar dari kepala sekolah atau pihak sekolah, padahal kalau kami lomba almameter sekolah yang kami bawa, jika menang pasti sekolah yang senang, bukan kami,” ujar Adibio.

Tidak hanya itu, diakui Adibio, secara fasilitas juga sang kepsek dianggap tidak perduli, karena beberapa kelas VIII kekurangan meja untuk belajar, sehingga proses belajar mengajar dirasa tidak kondusif.

“Kemudian kelas VIII-4 dan VIII-3 kalau tidak salah, itu satu meja tiga sampai empat orang yang belajar, apakah itu layak untuk kami? Bapak kepsek juga tidak secara rutin keliling masuk ke kelas-kelas kami,tidak ada perhatian,” ucap Adibio.

Pelajar lain Hendra Dwi Kurniawan juga membeberkan persoalan lain yang ada di tubuh SMPN 3 Kota, dimana uang komite yang sudah dibayar oleh orang tua mereka dari mereka kelas VII yang dijanjikan untuk membangun pos satpam, hingga kini tidak juga terlihat pembangunannya.

“Pihak komite, waktu kami kelas VII tiga bulan sekolah berjalan, kepala sekolah memanggil orang tua kami meminta uang komite, waktu itu uang komitenya melihat kemampuan orang tua, dari 25 ribu dan yang paling besar diatas 100 ribu,” beber Hendra.

“Dan itu dia mengatakan mau membuat pos satpam dan sampai sekarang belum terlaksanakan, saking hebatnya pos satpam itu, ga keliatan pakai mata bu, dan dia juga mengatakan akan membuat laboratorium di lapangan. Kalau tidak bayar dia ngancam rapot kami ditahan,” tegasnya.

Hal serupa juga disampaikan Saraswati, dirinya mengatakan kesulitan mengikuti berbagai perlombaan karena tidak ada dana yang dikucurkan dari pihak sekolah, dan karena hal itu jika mereka ikut lomba dan menang piala enggan mereka serahkan ke sekolah karena menurutnya sekolah tidak memberikan sedikitpun bantuan.

Ketika hearing berakhir dan pelajar SMPN 3 diminta kembali kesekolah dengan tertib, Hendra Dwi dengan tegas langsung mengatakan jika Kepsek mereka tetap berada di SMPN 3 mohon untuk bekerja dengan baik.

“Bapak Waskanudin, kami meminta kepada bapak jika bapak masih ada di SMP itu mohon menjalankan tugas dengan baik jangan menyimpan duit di kantong, untuk bapak Waskanudin yang terhormat,” demikian Hendra.