
Kuliner Tradisional

Kuliner Tradisional
BENGKULU – Pemerhati Budaya, Oza Tarino menyarankan Pemerintah Provinsi Bengkulu untuk memafisilitasi kuliner tradisional di setiap perayaan Tabut. Menurutnya, cara ini dapat membantu pertumbuhan UMKM lokal sekaligus mengenalkan tradisi kuliner daerah.
“Ini kan juga bisa membantu mengenalkan sejumlah budaya daerah, khususnya kuliner tradisional pada para pengunjung tabut,” kata Oza, Sabtu (13/7/2024).
Ketua Sanggar Anggrek Bulan ini mengatakan, fasilitas dari pemerintah bisa dengan cara membeli jajanan tradisional atau meminta pihak swasta untuk turut memborong kuliner yang dijual oleh UMKM lokal. Jajanan yang sudah dibeli ini nantinya dibagikan secara gratis pada setiap pengunjung tabut.
“Nanti bisa jadi daya tarik sendiri dan dikordinir oleh Dinas Koperasi atau UMKM. Pengunjung bisa banyak datang karena akan mendapat kuliner gratis. Jadi budayanya maju, tradisi terjaga, ekonomi kuat,” ujar Oza.
Caranya, kata Oza, kuliner yang telah dibeli itu dibagikan gratis di enam titik khusus. Seperti depan Bank Indonesia yang menjadi lokasi utama festival, lalu rute menuju ke pembuangan tabut tepatnya di sekitar masjid Jamik, Simpang Lima dan terakhir di Karabela.
“Di sana nanti bisa dibagikan kue tradisional seperti cucur, bongkol, apam atau apa saja yang menjadi produk UMKM kuliner tradisional,” jelasnya.
Menurut Oza, jika di hari biasa UMKM kuliner biasanya hanya menjual hingga 200 kue. Jumlah ini dinilai sangat kecil sehingga menghambat pertumbuhan UMKM itu sendiri. Jika difasilitasi, pemerintah bisa membeli hingga 10 ribu kue dan secara langsung mendokrak ekonomi daerah.
“Jadi itu bisa dilakukan. Bisa mengundang wisatawan tidak hanya melihat perayaan tabut semata. Tujuannya lebih strategis dan membantu perkembangan teman-teman UMKM,” demikian Oza.
Tidak ada komentar.