Logo

Pembangunan KEK Mampu Lahirkan Industri Hingga Tenaga Kerja Baru

BENGKULU – Pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang akan dititikkan di kawasan Pulau Baai menjadi perhatian khusus saat ini. Pasalnya, pengaruh KEK sendiri sangat besar untuk beberapa komoditas di Bengkulu. Tak hanya itu, KEK juga berdampak pada peningkatan tenaga kerja dan daya saing produk lokal daerah.

Dari 17 dokumen pengusulan KEK PT. Pelindo II ke Dewan Nasional KEK, tersisa dua lagi persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu Surat Pernyataan Kepemilikan Nilai Ekuitas ( paling sedikit 30% dari nilai investasi), dan Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pembangunan Dan Pengelolaan KEK. Jika dua syarat tersebut telah menyusul 15 syarat lainnya maka Pelabuhan Pulau Baai telah resmi dinyatakan sebagai KEK.

Berbicara data dan fakta, KEK kedepan mampu melahirkan tenaga kerja baru di Bengkulu dengan menyediakan lebih banyak lapangan pekerjaan, karena kawasan industri mampu menciptakan lapangan kerja yang lebih besar, seiring dengan itu secara langsung maupun tidak langsung hal itu akan mempengaruhi kualitas sumber daya manusia.

Data yang terhimpun Bengkulu News melalui GM PT. Pelindo II, Hambar Wiyadi, lokasi rencana KEK berada tepat di belakang Pelabuhan Pulai Baai, dengan luas KEK kurang lebih 415 Ha. Asumsi perhitungan PT.Pelindo II menyebutkan, dari luas lahan industri tersebut, KEK mampu menyerap 100 tenaga kerja per hektarnya.

Maka, sesuai akumulasi perhitungan, sekira 40.800 tenaga kerja akan diserap oleh KEK dengan tiga komposisi tenaga kerja, diantaranya Manager yang akan diserap 3% atau sekitar 1.224 orang, Staf 20% atau sekitar 8.160 orang, dan Buruh 31.416 orang dengan komposisi 1.563 orang penduduk lokal dan 29.853 buruh pendatang.

Dengan demikian, total efek bangkitan angkutan pekerja dan barang per hektar kawasan industri mencapai 5,5 smp/hari/ha.

Tidak hanya itu, PT. Pelindo II juga telah memprediksi jumlah kebutuhan lahan yang nantinya dibutuhkan guna kebutuhan papan para buruh selama bekerja di KEK, salah satunya kebutuhan lahan perumahan, diasumsikan tiap 1.5 buruh membutuhkan 1 rumah dan tiap unit rumah membutuhkan lahan 150 m2...

Sehingga total  luas lahan yang dibutuhkan dari perhitungan 31.416 x 1.5 x 150 = 471.24 Ha. Maka total lahan untuk perumahan dan fasilitas umum adalah 25% dari luas perumahan yang dibutuhkan dengan luas lahan fasilitas umum sekiranya 117,81 ha.

Dampak lain keberadaan KEK di Bumi Rafflesia ialah memberikan peluang bagi peningkatan investasi di Bengkulu melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan dan siap menampung kegiatan industri, ekspor, impor, serta kegiatan ekonomi yang memiliki nilai ekonomi tinggi, penerimaan devisa sebagai hasil dari peningkatan ekspor hasil industri, dan meningkatkan keunggulan kompetitif produk ekspor serta meningkatkan pemanfaatan sumber daya lokal, pelayanan dan modal bagi peningkatan eksport.

Untuk Diketahui, KEK memiliki lima fokus industri nantinya, yaitu Batu bara (pengolahan hasil tambang untuk menunjang industri baja nasional, Kelapa Sawit ( industri oleokimia dasar), Karet ( industri pengolahan karet penunjang otomotif dan elektronik), Kayu (industri pengolahan kayu), Perikanan (industri pengalengan ikan), dan Sapi potong (penyederhanan olahan daging sapi siap saji).

Fokus industri tersebut tentunya telah memiliki mitra potensial masing-masing, diantaranya PT. Sudevam (25 Ha)  untuk pabrik minyak goreng dan fasilitas pendukung lainnya, PT. Bancolen Batubara Coal (5 Ha) sebagai pabrik pengolahan carbon steel dan fasilitas pendukung lainnya, PT Bumi Rafflesia (15 Ha) pabrik pengolahan ikan dan fasilitas pendukung lainnya, PT. Andusti (10 Ha) pabrik pengolahan pakan ternak dan fasilitas pendukung lainnya.

Di zona A hingga D indutri Energi Biomasa di bawah naungan PT. Bengkulu Biomass Energi dengan pembagian luas hektar yang telah ditentukann, kemudian zona E dan G industri Plywood & olahan kayu naungan PT Anugerah Pratama Insprirasi, zona H Batubara untuk Iron Steel naungan PT Bencoolen Carbon Steel, zona I Packing Semen naungan PT Semen Padang Packing Plant, zona J olahan kayu dari PT Tiga Daya, terakhir di zona K, L, M industri pengolahan air, pengolahan gas, dan pembangkit listik.