
BENGKULU – Patung Fatmawati Soekarno yang terletak di Kota Bengkulu terus menjadi pusat perhatian masyarakat setempat. Monumen setinggi sekitar 7 meter ini menggambarkan Ibu Fatmawati yang sedang menjahit bendera Merah Putih, simbol penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia. Namun, banyak masyarakat Bengkulu yang masih mempertanyakan konsep warna dan desain yang diterapkan pada patung tersebut.
Salah satu warga, Munandar (24), mengungkapkan bahwa pengecatan terhadap patung Fatmawati terkesan terburu-buru.
“Kayaknya nggak perlu dicat saja. Tidak ada perubahan signifikan meskipun ditambah motif merah putih,” ujar Munandar pada Selasa (18/03/2025).
Ia merasa bahwa pengecatan itu tidak memberi dampak estetika yang berarti pada keseluruhan penampilan patung tersebut.
Munandar menambahkan bahwa meski warna merah putih sudah menjadi simbol kebangsaan Indonesia, patung Fatmawati akan lebih menarik dan bermakna jika dihiasi dengan corak atau motif yang lebih mencerminkan identitas dan budaya lokal Bengkulu.
“Ada baiknya jika warna atau desain tugu Fatmawati ini juga mencerminkan ciri khas Bengkulu, seperti motif batik besurek yang memang sangat khas di daerah sini,” jelasnya.
Menurunya, penerapan motif batik besurek di sekitar patung dapat memperkuat hubungan antara monumen tersebut dengan kebudayaan lokal, sekaligus memberikan nilai estetika yang lebih kaya.
Selain itu, Munandar juga berpendapat bahwa Pemerintah Bengkulu seharusnya melibatkan seniman-seniman lokal yang ada di Bengkulu dalam proses desain dan pengecatan tugu tersebut.
“Saran saya, seharusnya pemerintah melibatkan para seniman yang ada di Bengkulu. Mereka pasti memiliki ide-ide kreatif yang bisa membuat tugu Fatmawati ini lebih indah dan mencerminkan kekayaan seni lokal,” ujarnya.
Warga lain, Aisyah (24), juga memberikan pendapatnya bahwa patung tersebut harus lebih indah untuk mencerminkan keunikan Bengkulu.
“Patung Fatmawati ini memang penting, tapi saya rasa masih bisa lebih indah jika ada sentuhan desain yang lebih mencerminkan keunikan Bengkulu,” ujarnya.
Ia menyarankan agar selain warna merah putih, patung ini bisa dihiasi dengan elemen-elemen lain yang lebih khas dari budaya lokal, seperti motif-motif yang sering digunakan dalam seni ukir atau tenun Bengkulu.
“Seperti ada hiasan corak batik besurek atau lainnya,” terangnya.
Meski demikian, Monumen Fatmawati Soekarno tetap menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Bengkulu. Keberadaan patung ini juga menjadi bukti bahwa Bengkulu memiliki peran penting dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia
“Pemerintah setempat diharapkan bisa mempertimbangkan saran-saran masyarakat mengenai desain dan estetika patung ini agar dapat lebih menyatu dengan budaya lokal, sekaligus menambah daya tarik wisata di Kota Bengkulu,” harap Aisyah.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!