Bengkulu News #KitoNian

Ngayikah, Film Bengkulu yang Bercerita tentang Benturan Tradisi dan Ekonomi di Kaur

Penulis naskah film Ngayikah, Eileena Julinda Lyana saat pemutaran film di salah satu bioskop di Kota Bengkulu, Jumat (25/03/2022). Foto, BN

BENGKULU – Sineas Bengkulu melakukan peluncuran film Ngayikah. Film ini merupakan hasil karya Fattah Creative Bengkulu bekerjasama dengan Balai Pelestarian Sumatera Barat dan Indonesiana TV Kemendikbud.

Penulis naskah film Ngayikah, Eileena Julinda Lyana mengungkapkan, film yang berlatar Desa Air Kering Kecamatan Padang Guci ini berkisah tentang tradisi ‘Ngayikah’ yang ada di Kabupaten Kaur.

“Jadi di sana, anak-anak di Kaur itu di-Ngayikah-kan. Anak-anak ini dimandikan, diarak ke sungai terus dipakaikan baju pengantin lalu mengelilingi pohon kelapa,” ungkap Eileena pada bengkulunews.co.id saat pemutaran film Ngayikah di salah satu bioskop di Kota Bengkulu, Jumat (25/03/2022).

Konflik dimulai saat keluarga yang ingin menyelenggarakan ‘Ngayikah’ terbentur dengan batasan ekonomi. Dalam film tersebut, sang ayah terpaksa melakukan segala cara demi memenuhi tradisi ini untuk anaknya.

“Akhirnya dia (Ayah) memilih untuk menyetrum ikan, tapi cara ini dilarang di Kaur,” ucap Eileena.

Cerita menjadi lebih dramatis saat sang anak diketahui memiliki sifat mencintai lingkungan. Sifat ini bertentangan dengan keinginan sang ayah yang mengumpulkan modal tradisi Ngayikah dengan cara menyetrum ikan.

“Dia (Anak) ada tekanan batin dengan tindakan ayahnya tersebut,” kata Perempuan lulusan Institut Kesenian Jakarta (IKJ) ini.

Melalui film Ngayikah, Eileena ingin mengajarkan tentang tradisi lokal dan memotivasi pemuda di Bengkulu untuk berkarya lewat film.

“Eksplisitnya komunitas itu bisa memproduksi film di daerahnya sendiri,” sampainya.

Sebelum penayangan, film yang menembus 20 besar film Kemendikbud ini telah melalui proses kurasi dan mendapatkan surat lulus sensor dari Lembaga Sensor Film Indonesia.

Baca Juga
Tinggalkan komen