

BENGKULU – Balai Adat Rajo Penghulu yang berada di Jalan pariwisata Pantai Berkas, Kelurahan Berkas Kecamatan Teluk segara ini menyimpan banyak kisah adat istiadat yang kaya akan nilai budaya.
Pemilik Balai Adat, Junaidi Zul, menyebutkan bahwa balai ini didirikan pada tahun 2020. Awalnya, tempat ini hanya digunakan sebagai ruang diskusi seputar sejarah Bengkulu dan sistem pemerintahan adat di wilayah tersebut.
“Tempat ini dijadikan ruang untuk berdiskusi, bermusyawarah tentang adat istiadat,” kata Junaidi pada Sabtu (11/01/2025).
Pada tahun 2021, balai ini mulai diisi dengan berbagai barang peninggalan adat Bengkulu. “Seiring waktu, kami melengkapinya dengan benda-benda lain yang berkaitan dengan budaya,” tambah Junaidi.
Di dalam balai ini, terdapat koleksi peninggalan adat berusia ratusan tahun, seperti tempat sirih, katil pengantin kuno, tempat makan pengantin, dan lainnya. Beberapa barang tersebut berasal dari leluhur Junaidi dan para bangsawan Bengkulu.
“Keluarga bangsawan menitipkan guci, selpa (tempat uang), dan tombak yang diperkirakan berasal dari abad ke-18,” jelas Junaidi.
Yang menarik, balai ini juga memajang lampu kapal kuno, lampu delman dari masa lampau, serta berbagai patung unik. Selain menjadi tempat menyimpan koleksi sejarah, balai ini juga digunakan untuk mempelajari dan mengajarkan adat Melayu Bengkulu.
“Di tempat ini, kami belajar dan mengajarkan adat istiadat kepada generasi muda,” ujar Junaidi.
Koleksi di Balai Adat Rajo Penghulu tidak hanya berasal dari Bengkulu, tetapi juga dari Palembang, Lampung, Sumatera Barat, hingga Aceh. Bahkan, beberapa benda berasal dari Jawa, merepresentasikan peradaban nasional di masa lampau.
“Koleksi yang bersifat nasional ini menggambarkan kehidupan masa lalu dan peradaban terdahulu,” lanjutnya.
Junaidi mengungkapkan bahwa ada rencana untuk menjadikan Balai Adat ini sebagai museum swasta atau pribadi sejak November tahun lalu. “Kami sudah berdiskusi dengan pihak museum negeri. Saat ini, proses perizinan masih berjalan,” katanya.
Namun, karena kendala waktu, proses tersebut sempat tertunda. Dengan upaya ini, diharapkan Balai Adat Rajo Penghulu dapat menjadi museum resmi yang melestarikan dan mempromosikan sejarah serta budaya adat Bengkulu.
“Rencananya, pekerjaan untuk mewujudkan museum ini akan dimulai akhir Januari,” pungkas Junaidi Zul.
Tidak ada komentar.