Logo

Mengenali Perbedaan Warna Manusia

Oleh Evi Valendri, S.Pd

Setiap manusia terlahir dengan warna yang berbeda, layaknya aneka warna kertas origami, bukanlah seperti kertas putih. Apa yang manusia dapat dari keluarga dan lingkungan akan menentukan seperti apa warna tersebut selama ia hidup. Bisa jadi ia akan menjadi warna yang tetap sama, semakin kuat, memudar atau bahkan berganti menjadi warna lain.

Artinya, pada dasarnya setiap manusia terlahir dengan karakter pribadi dan bakat murni yang baik dan sesuai. Hanya saja, perjalanan kehidupan terkadang merubah banyak hal. Seorang anak perempuan terlahir dengan membawa warna merah muda, ia adalah sosok yang tenang dan lembut, sejak bayi tak banyak merengek. Sejak umur dua tahun telah menunjukkan kesukaannya pada dunia seni lukis.

Namun ternyata ambisi orang tua si anak yang notabene adalah anggota militer, malah mendidik anak dengan keras layaknya dunia militer. Bahkan si anak akhirnya terpaksa menempuh pendidikan militer dan diarahkan agar mengambil pilihan hidup sebagai anggota militer pula. Akhirnya warna pembawaan anak menjadi berubah, dari warna merah muda, ia banyak tercampur dengan warna lain hingga akhirnya menjadi coklat.

Cerita di atas hanyalah contoh cerita fiksi yang penulis berikan untuk memberikan gambaran tentang proses perubahan warna karakter pribadi manusia. Di sisi lain ada pula yang warnanya tetap merah muda, karena sejak kecil hingga besar keluarga dan lingkungan tak banyak ikut campur, tak memberikan dukungan penuh namun tidak pula melarang atau mengarahkan ke warna lain.

Cerita lain, ada warna merah muda yang kian kuat hingga menjadi magenta karena ternyata keluarga dan lingkungan sangat mendukung karakter pribadi dan bakat anak. Selanjutnya ada warna merah muda yang memudar karena terlalu banyak rasa kecewa dan pesimis yang anak peroleh dari keluarga dan lingkungan.

Orangtua adalah mata pertama yang seharusnya mengetahui warna karakter pribadi dan bakat anak. Sudah seharusnya orangtua mengenali warna anak dengan baik, kecuali jika sengaja menutup mata, bahkan terkadang pura-pura buta. Meletakkan ambisi pada anak adalah hal yang kejam, sebab secara tidak langsung hal tersebut perlahan akan membunuh karakter pribadi anak.

Bakat adalah hal yang yang tidak bisa diganti, biasanya bakat akan mempengaruhi minat. Memaksa anak melakukan hal yang tak sesuai dengan bakat dan minatnya akan menghambat perkembangannya. Kesibukan dan terhanyutnya orangtua pada perkembangan zaman adalah penyebab utama kebutaan terhadap warna anak. Pemahaman yang salah, jika anak hebat adalah anak yang pandai berhitung dan cepat membaca.

Bahkan ada pemahaman keliru yang hingga saat ini masih dipegang oleh beberapa pihak. Yaitu, seseorang dianggap pintar jika pada masa sekolah menengah atas ia adalah anak IPA. Setiap anak akan cerdas sesuai dengan warna masing-masing. Ada anak yang tak pandai berhitung namun ternyata mahir bernyanyi, anak yang tak lancar membaca namun cakap dalam balap sepeda, anak tak suka bicara namun sangat pandai berhitung, anak yang memiliki tulisan jelek namun pandai memandu acara, anak yang suka menghapal namun sangat kencang berlari dan masih banyak lagi contoh warna bakat anak lainnya yang kerap kita temui dalam keseharian.

Jika orangtua tak merasa cukup mampu untuk mengenali warna anak, maka biarkanlah anak mengenali warnanya sendiri. Untuk mengenali warna dirinya, seseorang harus mandiri. Rasa tidak tega yang terlampau besar, keinginan memanjakan dari orangtua, akan menyurutkan kemandirian dari dalam diri anak. Sejak anak mampu memilih, coba biarkan ia memilih apapun kebutuhannya sesuai keinginannya selagi itu pantas dan wajar.

Contoh kecil, saat umur empat tahun seorang anak sudah bisa memilihi sendiri model dan warna pakaian, jenis mainan dan lingkungan bermain yang ia minati. Anak yang suka bermain di luar ruangan, akan marah pada orangtua yang memaksanya untuk tetap bermain di dalam rumah. Kasus seperti ini secara tidak langsung membenturkan warna pribadi anak.

Perlakuan dan bahasa yang lembut namun tegas adalah bekal kuat bagi orangtua dalam mengenali warna anak dan membuat warna tersebut semakin baik. Setiap manusia terlahir istimewa, keistimewaan itu akan tetap ada dan menjadi semakin luar biasa jika ia berada di tempat yang tepat. Tempat yang tepat berawal dari pengenalan warna yang pas dari keluarga dan diri pribadi.

Mengenali warna diri dengan baik akan membuat seseorang sukses lebih cepat dibanding orang yang tak mengenal warnanya. Kita tentu mengenal tokoh-tokoh sukses di seluruh penjuru dunia, yang tetap tekun melakukan hal yang mereka minati sesuai dengan warna pribadi dan bakat mereka, meski awalnya hujatan dan cacian menghujani.

Sebut saja, Mark Zuckerberg pendiri facebook, Jack Ma pendiri grub alibaba, Mark Marquez pembalab Moto GP, Sule si pelawak, Didi Nini Towo si penari dan masih banyak lagi. Kesuksesan hidup tidak dilihat dari berapa banyak pujian yang diperoleh, namun dari seberapa mampu manusia menguasai hidupnya dan seberapa mampu untuk terus berkarya sesuai warna yang dibawa.

[Penulis adalah Guru Bimbingan Konseling SMAN 5 Bengkulu Tengah]