Mahasiswa Unihaz Bengkulu Gagal Study Tour, BEM Siap Turun Tangan

Dwinka Kurniawan
Mahasiswa Unihaz Bengkulu Gagal Study Tour, BEM Siap Turun Tangan

BENGKULU- Puluhan mahasiswa di Fakultas Hukum Universitas Hazairin (Unihaz) Bengkulu gagal berangkat study tour lantaran diduga tertipu oleh pihak jasa perjalanan Lautan Biru Nusantara (LBM).

Menanggapi hal ini, Presiden Mahasiswa (Presma) Unihaz, Ridwan Ahlim Abadi, angkat bicara dan menegaskan bahwa Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) siap membantu menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Apabila Fakultas Hukum nantinya mempersoalkan permasalahan ini dan tidak dapat diselesaikan ataupun membuat dampak kepada mahasiswa membuat tidak percaya lagi dengan kegiatan lainnya, untuk kasus ini masih dikembalikan dengan Fakultas Hukum yang dapat menyelesaikan, namun misalnya tidak dapat diselesaikan dengan Fakultas Hukum kami dari pihak BEM akan membantu Fakultas Hukum itu sendiri,” kata Ridwan, Kamis (20/02/2025).

Ridwan menjelaskan bahwa pihaknya masih menunggu langkah konkret dari Fakultas Hukum terkait masalah ini. Menurutnya, informasi yang diterima menyebutkan adanya keterlambatan dalam pembuatan perjanjian terkait pengembalian biaya administrasi sebesar Rp7.500.000 jika keberangkatan batal.

“Kami dari pihak BEM masih menunggu Fakultas Hukum itu sendiri karna kami dapat informasi dari salah satu mahasiswa fakultas hukum telat membuat perjanjian apabila fakultas hukum tidak jadi berangkat nanti apakah dikembalikan seluruh biaya administrasi 7.500.00 itu atau ada jalan lain,” ungkapnya.

Pihak BEM, ujar Ridwan, masih menunggu konfirmasi dari pihak agen travel terkait kepastian keberangkatan dalam waktu 1×24 jam. Pihak fakultas juga terus mendesak agen travel untuk segera memberikan keputusan yang jelas.

“Kami dari pihak bem mendapatkan informasi bahwa masi menunggu waktu 1×24 jam untuk fakultas hukum jadi berangkat atau tidak mengenai prakin itu dan masi menunggu jawaban dari agen travel tersebut dan fakultas hukum juga mendesak kebijakan dari agen tersebut”

Menurut Ridwan, menilai kejadian ini tidak hanya merugikan secara materi, tetapi juga berdampak pada aspek sosial dan pemborosan waktu.

Sehingga Ridwan menegas agar pihak terkait dapat segera menyelesaikan permasalahan ini agar mahasiswa dan dosen dapat melaksanakan praktik lapangan sesuai rencana.

“Kerja sama antara universitas, agen perjalanan, dan otoritas bandara sangat diperlukan untuk menemukan solusi terbaik,” tegasnya.

Penulis: Jordy Ardiansyah 

Mahasiswa Universitas Dehasen Bengkulu