Logo

Lestarikan Budaya Bengkulu Selatan, Pemkab Sediakan Dana Bantuan untuk Acara Bimbang Adat

Bengkulu Selatan – Prihatin akan kelesatarian adat dan Budaya Bengkulu Selatan, Pemkab melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan membantu masyarakat yang akan menggelar seni budaya Bimbang Adat pada acara pernikahan dengan pos anggaran yang telah disediakan.

Sekretaris Dinas Dikbud Bengkulu Selatan, Rispin Junaidi menyebut total anggaran bantuan Bimbang Adat Rp 50 juta. Masing – masing masyarakat mendapat bantuan Rp2,5 juta untuk setiap kegiatan bimbang adat.

“Artinya itu untuk 20 orang yg melaksanakan bimbang adat sampai dengan Desember 2019 ini,” ujar Rispin.

“Dana suport dari sini (Dinas Dikbud). Untuk membantu masyarakat yang mau gelar bimbang adat di acara pernikahan,” sambungnya.

Adapun syarat untuk mendapatkan dana bantuan Bimbang Adat mengajukan permohonan kepada Bupati yang diteruskan ke Kepala Dinas Dikbud yang diketahui kepala desa atau lurah dan melampirkan undangan pelaksanaan bimbang adat.

“Sampai saat ini belum ada yang mengajukan. Maka dari itu bagi masyarakat yang ingin mendapatkan bantuan ini segera ajukan ke dinas Dikbud Bengkulu Selatan,” pungkas Rispin.

Sebagai informasi, pesta Bimbang Adat atau juga lebih dikenal dengan Bimbang Makan Sepagi digelar saat pesta pernikahan antar muda mudi di Bengkulu Selatan. Budaya ini sudah nyaris punah atau terlupakan.

Awalnya, acara Bimbang Adat Pertama kali dilakukan untuk memeriahkan pesta pernikahan Putri Bungsu Raja Sungai Ngiang Pagar Ruyung dengan Dangku Rajau Mudau di Kerajaan Dang Tuanku Limau Serumpun.

Seiring perkembangan jaman, Bimbang Adat sudah lama tidak dilaksanakan pada acara pernikahan muda mudi di daerah Bengkulu Selatan lantaran biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit.

Kini beberapa tokoh adat di Bengkulu Selatan mencoba menghidupkan kembali adat budaya Bimbang Adat disetiap acara pernikahan.

Pemerintah Kabupaten memberikan support dengan menyediakan anggaran bantuan untuk masyarakat yang menggelar acara Bimbang Adat pada acara Pernikahan. Agar budaya dan adat tersebut tetap lestari.

Penulis : TH. Tajarman