
BENGKULU – Rencana kerja net sink 2030 di 28 provinsi Indonesia mencakup luasan mencapai 77.787.880 hektare, yang dibagi ke dalam 12 arahan pelaksanaan mitigasi. Dalam perencanaan tersebut, Provinsi Bengkulu menjadi salah satu wilayah kerja untuk pelaksanaan rencana kerja Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030, dengan luas wilayah kerja mencapai 364.167 hektare.
Rahmat Novan Ismadi, Manajer Riset dan Kampanye Perkebunan Genesis Bengkulu, menyebutkan ada sekitar 50.000 hektare dari luas wilayah kerja yang saat ini dibebani oleh izin pertambangan hingga perkebunan.
“Menurut analisis Genesis Bengkulu hampir sekitar 50.000 hektar wilayah areal target FOLU Net Sink di Bengkulu ditumpang tindih dengan izin pertambangan emas dan perizinan berusaha pemanfaatan hutan (PBPH),” kata Rahmat saat diwawancarai, Sabtu (26/04/2025).
Data itu didapat salah satunya dari hasil investigasi genersis di wilayah areal konservasi tinggi pada konsesi PT Anugerah Pratama Inspirasi (API) di Kabupaten Bengkulu Utara, dan PT Energi Swa Dinamika Muda (ESDMu) di Kabupaten Seluma. Dengan kondisi ini, kata Rahmat, akan mustahil untuk mencapai target FOLU Net Sink pada tahun 2030 dan nol emisi pada tahun 2060. Sebab, perencanaan yang ada dinilai belum optimal.
Diketahui, dalam rangka mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK), mengendalikan perubahan iklim, serta melakukan mitigasi dampaknya, pemerinta telah menerbitkan kebijakan FOLU Net Sink 2030.
baca juga : Hari Internasional untuk Mengatasi Degradasi Lahan dan Kekeringan, Bagaimana Kondisi Bengkulu?
Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 98 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional.
Dengan adanya kebijakan tersebut, Rahmat menyatakan kekhawatirannya bahwa beberapa areal dan kawasan yang sudah dibebani izin eksploitatif akan mengubah bentang alam saat beroperasi. Bahkan, kondisi ini berpotensi menjadi sumber bencana, seperti akibat tambang emas, batu bara, serta izin penebangan kayu di hutan alam.
“Jadi kita dari Genesis berharap kebijakan yang sudah dijalani beberapa tahun agar lebih dioptimalkan untuk mencapai target FOLU Net Sink tersebut,” tutup Rahmat.
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama!